Sabtu, 17 Agustus 2013

Tragedi Chirnobyl (Meledaknya Reaktor Nuklir di Ukrania)


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) juga berkembang dengan pesat. Akibatnya dalam hal mikroskopik bisa dianalisis dan dimanfaatkan untuk keperluan kehidupan
disemua lapisan masyarakat, dibidang elektronik misalnya. Di dalam perangkat elektronik itu ada partikel-partikel yang sangat kecil, inilah yang disebut bidang mikroskopik itu. Iptek ini telah banyak mempengaruhi peradaban manusia saat ini. Tak hanya dibidang elektronik, bidang kelistrikan dan persenjataan juga ikut terpasilitasi oleh pesatnya perkembangan iptek ini. Di dalam fisika inti, kita lebih banyak berbicara tentang benda-benda yang sangat kecil seperti atom, bahkan lebih kecil dari itu yaitu inti atom yang biasa disebut dengan nucleus atau bahasa fisika intinya itu adalah nuklir. Ada banyak cara untuk memodifikasi nuklir ini, mulai dari bidang persenjataan sampai dengan pasokan energy listrik yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak orang untuk keperluan masing-masing.
Terkait dengan listrik dan persenjataan, ada sebuah tragedy yang akan menambah pemahaman kita mengenai ilmu nuklir ini. Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl adalah tragedy ledakan terdahsyat sepanjang masa. Karena perusahaan ini menggunakan tekhnologi yang bisa dibilang canggih, yakni menggunakan benda yang kecil yang disebut nuklir, maka sudah tentu dampaknya besar bagi masyarakat. Dampak ini ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. PLTN Chernobyl yang berada di bagian barat Ukhrania ini ingin membuat senjata nuklir sekaligus pembangkit listrik. Ini adalah sebuah tekhnologi yang menginspirasi Negara-negara barat yang sebelumnya tidak pernah melakukan hal ini yaitu dua fungsi sekaligus. Namun apa yang terjadi ?, semuanya hancur dan menimbulkan ledakan yang sangat besar dan berdampak besar bagi tetangga sekitarnya.
Apakah Chernobyl itu dan kronologis penyebab terjadinya bencana terdahsyat itu terjadi, kemudian apa saja dampak yang ditimbulkan ledakan Chernobyl bagi Negara tetangga ataupun manusia pada umumnya ?.
pada pembahasan selanjutnya akan dibahas dengan rinci mulai dari sejarah Chernobyl, penyebab ledakan dan dampak yang ditimbulkan oleh ledakan Chernobyl ini.

B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah singkat Chernobyl ?
2.      Apa penyebab meledaknya reactor nuklir di Chernobyl ?
3.      Apa dampak yang ditimbulkan oleh ledakan reactor nklir Chernobyl ?
C.  Tujuan Penulisan Makalah
1.      Mengetahui sejarah singkat Chernobyl.
2.      Mengetahui penyebab meledaknya reactor nuklir di Chernobyl.
3.      Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh ledakan reactor nuklir Chernobyl.

BAB II
PEMBAHASAN

TRAGEDI CHERNOBYL
(Meledaknya Reaktor Nuklir di Ukrania)

1.    Sejarah Singkat Chernobyl
Chernobyl adalah sebuah kota tak berpenghuni di Ukraina utara, tepatnya di Oblast Kiev dekat dengan perbatasan Belarusia. Kota ini ditinggalkan penghuninya tahun 1986 setelah bencana ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir yang terkenal sebagai Bencana Chernobyl yang terletak 14,5 km utara-barat laut. Pembangkit tersebut dinamakan sesuai dengan nama kotanya, dan terletak di Chernobyl Raion (distrik), tetapi bukan merupakan tempat tinggal bagi pekerjanya. Pada saat pembangunan pembangkit tersebut, sebuah kota kembar, Prypiat dibangun didekatnya untuk para pekerjanya. Chernobyl terletak di koordinat 51°38′LU 30°11′BT. Sekarang kota ini masih berpenghuni walau hanya sedikit. Tingkat radiasi di kota ini masih dalam keadaan kritis, yaitu pada 5,6 roentgen per second (R/s) (0.056 Grays per second, atau Gy/s). Reaktor Chernobyl jenis RBMK didirikan di atas tanah rawa di sebelah utara Ukraina, sekitar 80 mil sebelah utara Kiev. Reaktor unit 1 mulai beroperasi pada tahun 1977, unit 2 pada 1978, unit 3 pada 1981, dan unit 4 pada 1983.
Tipe PLTN Chernobyl dirancang untuk menghasilkan “plutonium” guna pembuatan senjata nuklir serta listrik. Tipe PLTN berfungsi ganda seperti ini tidak ada di negara-negara Barat, seperti, AS dan Prancis, yang merupakan negara pioner PLTN di samping Uni Soviet (pada waktu itu) sebagai pioner pertama. Plutonium merupakan logam berat dengan nomor atom 94 dan densitas dua kali lipat dari timbal. Secara alami  plutonium sangat jarang dijumpai di kerak bumi. Di samping itu, di alam bisa ditemukan plutonium yang berasal dari sisa-sisa jatuhan (fallout) uji coba senjata nuklir yang berlangsung sekitar tahun 1950-60an.
Pada tanggal 26 April 1986, tragedy mengejutkan yang tidak disangka-sangka terjadi di Chernobyl. Reaktor  nomor 4 di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl akhirnya meledak. Ledakan itu terjadi pada jam 1:23 dini hari ketika warga kota tetangga Pripyat sedang tertidur. Dua pekerja tewas seketika. 40 jam kemudian, penduduk Pripyat diperintahkan untuk mengungsi, dan jangan pernah kembali. Pada saat itu, banyak warga telah menderita keracunan radiasi berbagai tingkat.
Kecelakaan Chernobyl terjadi karena beberapa pekerja mencoba melakukan eksperimen secara tidak resmi dan berkekuatan rendah, yang mencakup tindakan mematikan sistem pendingin darurat. Pada saat setiap orang menyadari bahwa inti terlalu panas, semua sudah terlambat untuk memutar balikkan proses ini (mereka kurang hati-hati dengan membiarkan panas membengkokan saluran di mana serpihan-serpihan bahan bakar seharusnya masuk kesana) hal berikutnya yang mereka tahu adalah atap telah terbang, dua orang tewas dan awan gas yang mematikan telah menyebar di seluruh daerah.  Radioaktivitas dari ledakan Chernobyl akhirnya terdeteksi hingga ke Amerika serikat. Pemimpin Uni soviet tidak mengatakan sepatah kata pun tentang ledakan ini hingga dua hari kemudian, tanggal 28 april, setelah para ilmuwan swedia melaporkan terjadinya peningkatan radioaktif di atmosfer negara mereka sendiri, kemudian melacaknya kembali ke Chernobyl. Bahkan setelah mereka beritakan apa yang telah terjadi, pada penduduk Soviet sama sekali tidak memiliki cara untuk menanggapi bencana monumental semacam ini.
Reaktor Chernobyl akhirnya dimasukkan ke dalam sebuah struktur beton yang disebut sebagai Sarkofagus. Lebih dari enam ratus ribu pekerja, yang dikenal sebagai "liquidator" bekerja untuk membersihkan reaktor dan konstruksi Sarkofagus. Lapisan semen dibangun dengan buruk, dan mulai terjad kebocorari radiasi beberapa tahun setelah konstruksi ini selesai. Semakin banyak pekerjaan yang dilakukan untuk memastikan kekokohannya, temy. keamanannya masih diragukan. Kecelakaan nuklir Chernobyl adalah kecelakaan nuklir terburuk sepanta si masa. Kecelakaan ini terjadi tak lama setelah kecelakaan di Three Mile Island, ini semakin menguatkan gerakan antinuklir, dan telah menggugah banyak negara untuk membuat peraturan keamanan yang baru bagi konstruksi dan operasi pembangkit tenaga nuklir yang baru.
Pada tahun 2003, Program Pembangunan PBB meluncurkan proyek yang disebut Pemulihan dan Pembangunan Chernobyl (CRDP) untuk pemulihan daerah bencana. Program ini diluncurkan kegiatannya berdasarkan Konsekuensi Manusia rekomendasi laporan Kecelakaan Chernobyl Nuklir dan dimulai pada bulan Februari 2002. Tujuan utama dari kegiatan CRDP itu adalah mendukung Pemerintah Ukraina untuk mengurangi konsekuensi jangka panjang sosial, ekonomi dan ekologi dari bencana Chernobyl. Antara lain CRDP bekerja di empat daerah paling berbahaya untuk bencana Chernobyl yang terkena di Ukraina yaitu Oblast Kiev, Oblast Zhytomyrska, sebagian Kiev, Oblast Chernihivska dan Oblast Rivne.
2.    Penyebab Ledakan Reactor Nuklir Chernobyl
Penyebab Bencana Chernobyl dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada tanggal 25 April 1986 reaktor unit 4 direncanakan dipadamkan untuk perawatan rutin. Selama pemadaman berlangsung, teknisi akan melakukan tes untuk menentukan apakah pada kasus reaktor kehilangan daya turbin dapat menghasilkan energi yang cukup untuk membuat sistem pendingin tetap bekerja sampai generator kembali beroperasi.
Proses pemadaman dan tes dimulai pukul 01.00 pada 25 April. Untuk mendapatkan hasil akurat, operator memilih mematikan beberapa sistem keselamatan, yang kemudian pilihan ini yang membawa malapetaka. Pada pertengahan tes, pemadaman harus ditunda selama sembilan jam akibat peningkatan permintaan daya di Kiev. Proses pemadaman dan tes dilanjutkan kembali pada pukul 23.10 tanggal 25 april. Pada pukul 01.00, 26 April, daya reaktor menurun tajam, menyebabkan reaktor berada pada situasi yang membahayakan. Operator berusaha mengompensasi rendahnya daya, tetapi reaktor menjadi tak terkendali. Jika sistem keselamatan tetap aktif, operator dapat menangani masalah, namun mereka tidak dapat melakukannya dan akhirnya reaktor meledak pada pukul 01.30.
Kecelakaan PLTN Chernobyl masuk level ke-7 (level paling atas) yang disebut major accident, sesuai dengan kriteria yang ditentukan INES (The International Nuclear Event Scale). Di samping kesalahan operator yang mengoperasikannya di luar SOP (standard operation procedure), PLTN Chernobyl juga tidak memenuhi standar desain sebagaimana yang ditentukan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency). PLTN Chernobyl tidak mempunyai kungkungan reaktor sebagai salah satu persyaratan untuk menjamin keselamatan jika terjadi kebocoran radiasi dari reaktor. Apabila PLTN Chernobyl memiliki kungkungan maka walaupun terjadi ledakan kemungkinan radiasi tidak akan keluar ke mana-mana, tetapi terlindung oleh kungkungan. Atau bila terjadi kebocoran tidak separah dibandingkan dengan tidak memiliki kungkungan.
Dari pristiwa ini dapat kita rincikan penyebab ledakan ini sebagai berikut : pertama karena desain reaktor yang tidak stabil pada daya rendah – daya reaktor bisa naik cepat tanpa dapat dikendalikan. Tidak mempunyai kungkungan reaktor (containment). Akibatnya, setiap kebocoran radiasi dari reaktor langsung ke udara. Kedua, pelanggaran prosedur. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya delapan batang kendali reaktor yang dipakai, yang semestinya minimal 30, agar reaktor tetap terkontrol. Sistem pendingin darurat reaktor dimatikan. Tes dilakukan tanpa memberitahukan kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi reaktor. Ketiga, budaya keselamatan. Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya keselamatan, tidak mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah diketahui sebelum kecelakaan terjadi.
Penilaian atas berbagai kelemahan PLTN Chernobyl menghasilkan evaluasi internasional bahwa jenis kecelakaan seperti ini tidak akan mungkin terjadi pada jenis reaktor komersial lainnya. Evaluasi ini ditetapkan demikian karena mungkin berdasarkan analisis jenis reaktor lain yang memenuhi persyaratan keselamatan yang tinggi, termasuk budaya keselamatan yang dimiliki para operator sangat tinggi.
3.    Dampak Ledakan Reactor Nuklir Chernobyl
Akibat dari ledakan yang sangat dahsyat ini ternyata selain berdampak negative, ada juga dampak positifnya yaitu berupa evaluasi/ pelajaran bagi generasi selanjutnya yaitu yang bergelut dibidang yang sama yaitu nuklir. Pada tahun 2003, IAEA membentuk “Forum Chernobyl” bekerja sama dengan organisasi PBB lainnya, seperti WHO, UNDP, ENEP, UN-OCHA, UN-SCEAR, Bank Dunia dan ketiga pemerintahan Belarusia, Ukraina, dan Rusia. Forum ini bekerja untuk menjawab pertanyaan, “sejauh mana dampak kecelakaan ini terhadap kesehatan, lingkungan hidup dan sosial ekonomi kawasan beserta penduduknya.” Laporan ini diberi nama “Cherno- byl Legacy”.
Diperkirakan semula dampak fisik akan begitu dahsyat. Artinya, akan menimbulkan korban jiwa yang luar biasa banyaknya. Namun, ternyata data sampai dengan 2006, jumlah korban yang meninggal 56 orang, di mana 28 orang (para likuidator terdiri dari staf PLTN, tenaga konstruksi, dan pemadam kebakaran) meninggal pada 3 bulan pertama setelah kecelakaan, 19 orang meninggal 8 tahun kemudian, dan 9 anak lainnya meninggal karena kanker kelenjar gondok.
Sebanyak 350.000 likuidator (pekerja) yang terlibat dalam proses pembersihan daerah PLTN yang kena bencana, serta 5 juta orang yang saat itu tinggal di Belarusia, Ukraina, dan Rusia, yang terkena kontaminasi zat radioaktif dan 100.000 di antaranya tinggal di daerah yang dikategorikan sebagai daerah strict control, ternyata mendapat radiasi seluruh badan sebanding dengan tingkat radiasi alam, serta tidak ditemukan dampak terhadap kesuburan atau bentuk-bentuk anomali. Di sisi lain, hasil studi dan penelitian terhadap likuidator menunjukkan bahwa “tidak ada korelasi langsung antara kenaikan jumlah penderita kanker dan jumlah kematian per satuan waktu dengan paparan radiasi Chernobyl.
Kemudian pada 1992-2002 tercatat 4.000 kasus kanker kelenjar gondok yang terobservasi di Belarusia, Ukraina, dan Rusia pada anak-anak dan remaja 0-18 tahun ketika terjadi kecelakaan, termasuk 3.000 orang yang berusia 0-14 tahun. Selama perawatan mereka yang kena kanker, di Belarusia meninggal delapan anak dan di Rusia seorang anak. Yang lainnya selamat.
Berdasarkan laporan “Chernobyl Lecacy”, sebagian besar daerah pemukiman yang semula mendapat kontaminasi zat radioaktif karena kecelakaan PLTN Chernobyl telah kembali ke tingkat radiasi latar, seperti sebelum terjadi kecelakaan. Dampak psikologis adalah yang paling dahsyat, terutama trauma bagi mereka yang mengalaminya seperti stres, depresi, dan gejala lainnya yang secara medis sulit dijelaskan.
Akibat kecelakaan itu, IAEA dan semua negara yang memiliki PLTN membangun konsensus internasional untuk selalu menggalang dan memutakhirkan standar keselamatan. Di sisi lain, pihak yang anti-PLTN telah menggunakan isu kecelakaan di Chernobyl sebagai bahan kampanye untuk menolak kehadiran PLTN, termasuk di Indonesia, dengan berbagai informasi yang keliru karena ketidaktahuan akan kebenaran informasi sebab terjadinya kecelakaan Chernobyl.
Belajar dari kecelakaan Chernobyl, IAEA telah menetapkan standar tambahan untuk memperkuat syarat keselamatan yang tinggi bagi pembangunan dan pengoperasian PLTN, antara lain, perbaikan desain sampai pada generasi ke-4, aturan main dalam bentuk basic safety, dan berbagai konvensi keselamatan.
Adapun dampaknya bagi lingkungan, khususnya udara yaitu Efek kesehatan dan lingkungan yang ditimbulkan pasca ledakan Chernobyl lebih disebabkan oleh lodin (l-131) dan Caesium (Cs-137). Paparan radiasi ini di lingkungan terbagi dua, paparan internal dan paparan eksternal. Awan radioaktif dan bahan radioaktif yang tersebar di sekitar lokasi ledakan menyebar melalui air, tanah, dan udara. Awan radioaktif yang menaungi daerah sekitar lokasi ledakan telah mencemari udara lokasi tersebut. Sehingga, ketika ada seseorang yang berada dalam radius awan radioaktif ini, paparan radiasi terjadi secara langsung melalui inhalasi. Di saat yang sama, paparan terjadi secara eksternal, dimana terjadi penumpukan bahan radioaktif di pakaian pelindung, menumpuk di permukaan tanah, tersebarnya tumpukan bahan radioaktif di air mengalir.
Trauma yang melanda masyarakat di lokasi kejadian dan sekitarnya akibat peristiwa Chernobyl menjadikan setiap tanggal 26 April pukul 01.23 lonceng berdentang-dentang di Ukraina. Walaupun malam telah larut dan udara dingin, namun warga tetap terjaga. Mereka meletakkan bunga dan lilin di monumen korban bencana Chernobyl. Upacara yang sama digelar di Slavutych, Rusia, kota yang didirikan untuk menampung para pekerja Reaktor Chernobyl. Upacara juga diperingati di negara tetangga Ukraina, yaitu Belarus, yang ikut menderita akibat bencana Chernobyl.























BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Tragedy Chernobyl adalah peristiwa meledaknya reactor nuklir (perangkat yang digunakan untuk mengatur kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju yang tetap) di sebuah kota yang kebetulan sama dengan nama perusahan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yaitu Chernobyl yang bertempat di negara Ukrania.
Penyebab ledakan reactor nuklir ini setidaknya ada tiga hal secara terperinci adalah sebagai berikut :
1.      Karena desain reactor yang tidak stabil pada daya rendah. Karena reactor ini bisa naik dengan cepat, maka daya yang tidak setabil ini bisa naik dengan cepat dan tak terkendali.
2.      Untuk melakukan perawatan rutin terhadap reactor, maka reactor untit 4 direncanakan untuk dipadamkan. Kesalahan yang dilakukan oeleh operator adalah mematikan beberapa system keselamatan. Saat proses pemadaman ini, tes dilakukan hanya delapan batang kendali reactor yang dipakai, padahal yang seharusnya adalah 30 agar reactor tetap terkontrol. Tes ini dilakukan oleh liquidator (pekerja) tanpa sepengetahuan petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi reactor.
3.      Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya keselamatan dan tidak mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah diketahui sebelum kecelakaan terjadi.
Dampak ledakan reactor nuklir Chernobyl ini dibagi menjadi dua, yaitu dampak positif dan negative sbb:
1.      Dampak positif :
-          IAEA membentuk “forum Chernobyl” bekerja sama dengan organisasi PBB dan ketiga pemerintahan Belarusia, Ukrania, dan Rusia yang bertujuan untuk menganalisis sejauh mana dampak kecelakaan ini terhadap kesehatan, lingkungan hidup dan social ekonomi kawasan beserta penduduknya. Dan hasilnya adalah IAEA dan semua Negara yang memiliki PLTN untuk membangun consensus internasional untuk selalu menggalang dan memutakhirkan keselamatan.
2.      Dampak negative:
-          Sebanyak 350.000 likuidator (pekerja) yang terlibat dalam proses pembersihan daerah PLTN yang kena bencana, serta 5 juta orang yang saat itu tinggal di Belarusia, Ukraina, dan Rusia, yang terkena kontaminasi zat radioaktif dan 100.000 di antaranya tinggal di daerah yang dikategorikan sebagai daerah strict control, ternyata mendapat radiasi seluruh badan sebanding dengan tingkat radiasi alam.
-          Pada tahun 1992 sampai 2002 tercatat 4.000 kasus kanker kelenjar gondok yang terobservasi di Belarusia, Ukraina, dan Rusia pada anak-anak dan remaja 0-18 tahun ketika terjadi kecelakaan, termasuk 3.000 orang yang berusia 0-14 tahun.
-          Efek kesehatan dan lingkungan yang ditimbulkan pasca ledakan Chernobyl lebih disebabkan oleh lodin (l-131) dan Caesium (Cs-137). Paparan radiasi ini di lingkungan terbagi dua, paparan internal dan paparan eksternal. Awan radioaktif dan bahan radioaktif yang tersebar di sekitar lokasi ledakan menyebar melalui air, tanah, dan udara. Awan radioaktif yang menaungi daerah sekitar lokasi ledakan telah mencemari udara lokasi tersebut. Sehingga, ketika ada seseorang yang berada dalam radius awan radioaktif ini, paparan radiasi terjadi secara langsung melalui inhalasi. Di saat yang sama, paparan terjadi secara eksternal, dimana terjadi penumpukan bahan radioaktif di pakaian pelindung, menumpuk di permukaan tanah, tersebarnya tumpukan bahan radioaktif di air mengalir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.