BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seiring
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) juga berkembang
dengan pesat. Akibatnya dalam hal mikroskopik bisa dianalisis dan dimanfaatkan
untuk keperluan kehidupan
disemua lapisan masyarakat, dibidang elektronik misalnya. Di dalam perangkat elektronik itu ada partikel-partikel yang sangat kecil, inilah yang disebut bidang mikroskopik itu. Iptek ini telah banyak mempengaruhi peradaban manusia saat ini. Tak hanya dibidang elektronik, bidang kelistrikan dan persenjataan juga ikut terpasilitasi oleh pesatnya perkembangan iptek ini. Di dalam fisika inti, kita lebih banyak berbicara tentang benda-benda yang sangat kecil seperti atom, bahkan lebih kecil dari itu yaitu inti atom yang biasa disebut dengan nucleus atau bahasa fisika intinya itu adalah nuklir. Ada banyak cara untuk memodifikasi nuklir ini, mulai dari bidang persenjataan sampai dengan pasokan energy listrik yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak orang untuk keperluan masing-masing.
disemua lapisan masyarakat, dibidang elektronik misalnya. Di dalam perangkat elektronik itu ada partikel-partikel yang sangat kecil, inilah yang disebut bidang mikroskopik itu. Iptek ini telah banyak mempengaruhi peradaban manusia saat ini. Tak hanya dibidang elektronik, bidang kelistrikan dan persenjataan juga ikut terpasilitasi oleh pesatnya perkembangan iptek ini. Di dalam fisika inti, kita lebih banyak berbicara tentang benda-benda yang sangat kecil seperti atom, bahkan lebih kecil dari itu yaitu inti atom yang biasa disebut dengan nucleus atau bahasa fisika intinya itu adalah nuklir. Ada banyak cara untuk memodifikasi nuklir ini, mulai dari bidang persenjataan sampai dengan pasokan energy listrik yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak orang untuk keperluan masing-masing.
Terkait dengan
listrik dan persenjataan, ada sebuah tragedy yang akan menambah pemahaman kita
mengenai ilmu nuklir ini. Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl
adalah tragedy ledakan terdahsyat sepanjang masa. Karena perusahaan ini
menggunakan tekhnologi yang bisa dibilang canggih, yakni menggunakan benda yang
kecil yang disebut nuklir, maka sudah tentu dampaknya besar bagi masyarakat.
Dampak ini ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. PLTN Chernobyl yang
berada di bagian barat Ukhrania ini ingin membuat senjata nuklir sekaligus
pembangkit listrik. Ini adalah sebuah tekhnologi yang menginspirasi
Negara-negara barat yang sebelumnya tidak pernah melakukan hal ini yaitu dua
fungsi sekaligus. Namun apa yang terjadi ?, semuanya hancur dan menimbulkan
ledakan yang sangat besar dan berdampak besar bagi tetangga sekitarnya.
Apakah Chernobyl
itu dan kronologis penyebab terjadinya bencana terdahsyat itu terjadi, kemudian
apa saja dampak yang ditimbulkan ledakan Chernobyl bagi Negara tetangga ataupun
manusia pada umumnya ?.
pada pembahasan selanjutnya akan dibahas dengan rinci mulai dari sejarah Chernobyl, penyebab ledakan dan dampak yang ditimbulkan oleh ledakan Chernobyl ini.
pada pembahasan selanjutnya akan dibahas dengan rinci mulai dari sejarah Chernobyl, penyebab ledakan dan dampak yang ditimbulkan oleh ledakan Chernobyl ini.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sejarah singkat Chernobyl ?
2. Apa
penyebab meledaknya reactor nuklir di Chernobyl ?
3. Apa
dampak yang ditimbulkan oleh ledakan reactor nklir Chernobyl ?
C. Tujuan
Penulisan Makalah
1. Mengetahui
sejarah singkat Chernobyl.
2. Mengetahui
penyebab meledaknya reactor nuklir di Chernobyl.
3. Mengetahui
dampak yang ditimbulkan oleh ledakan reactor nuklir Chernobyl.
BAB
II
PEMBAHASAN
TRAGEDI
CHERNOBYL
(Meledaknya
Reaktor Nuklir di Ukrania)
1.
Sejarah
Singkat Chernobyl
Chernobyl adalah sebuah kota tak berpenghuni di Ukraina utara, tepatnya di Oblast Kiev dekat dengan perbatasan Belarusia. Kota ini ditinggalkan penghuninya tahun 1986 setelah bencana ledakan pembangkit
listrik tenaga nuklir
yang terkenal sebagai Bencana Chernobyl yang terletak 14,5 km utara-barat laut. Pembangkit tersebut
dinamakan sesuai dengan nama kotanya, dan terletak di Chernobyl
Raion
(distrik), tetapi bukan merupakan tempat tinggal bagi pekerjanya. Pada saat
pembangunan pembangkit tersebut, sebuah kota kembar, Prypiat dibangun didekatnya untuk para pekerjanya. Chernobyl
terletak di koordinat 51°38′LU 30°11′BT. Sekarang kota ini masih berpenghuni walau hanya sedikit.
Tingkat radiasi di kota ini masih dalam keadaan kritis, yaitu pada 5,6
roentgen per second (R/s) (0.056 Grays per second, atau Gy/s). Reaktor
Chernobyl jenis RBMK didirikan di atas tanah rawa di sebelah utara Ukraina,
sekitar 80 mil sebelah utara Kiev. Reaktor unit 1 mulai beroperasi pada tahun
1977, unit 2 pada 1978, unit 3 pada 1981, dan unit 4 pada 1983.
Tipe PLTN Chernobyl dirancang untuk
menghasilkan “plutonium” guna pembuatan senjata nuklir serta listrik. Tipe PLTN
berfungsi ganda seperti ini tidak ada di negara-negara Barat, seperti, AS dan
Prancis, yang merupakan negara pioner PLTN di samping Uni Soviet (pada waktu
itu) sebagai pioner pertama. Plutonium merupakan logam berat dengan nomor atom
94 dan densitas dua kali lipat dari timbal. Secara alami plutonium sangat
jarang dijumpai di kerak bumi. Di samping itu, di alam bisa ditemukan plutonium
yang berasal dari sisa-sisa jatuhan (fallout) uji coba senjata nuklir
yang berlangsung sekitar tahun 1950-60an.
Pada tanggal 26 April 1986, tragedy
mengejutkan yang tidak disangka-sangka terjadi di Chernobyl. Reaktor nomor 4 di Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl akhirnya meledak. Ledakan itu terjadi pada jam 1:23 dini
hari ketika warga kota tetangga Pripyat sedang tertidur. Dua pekerja tewas
seketika. 40 jam kemudian, penduduk Pripyat diperintahkan untuk mengungsi, dan
jangan pernah kembali. Pada saat itu, banyak warga telah menderita keracunan
radiasi berbagai
tingkat.
Kecelakaan
Chernobyl terjadi karena beberapa pekerja mencoba melakukan eksperimen secara
tidak resmi dan berkekuatan rendah, yang mencakup tindakan mematikan sistem
pendingin darurat. Pada saat setiap orang menyadari bahwa inti terlalu panas,
semua sudah terlambat untuk memutar balikkan proses ini (mereka kurang
hati-hati dengan membiarkan panas membengkokan saluran di mana serpihan-serpihan
bahan bakar seharusnya masuk kesana) hal berikutnya yang mereka tahu adalah
atap telah terbang, dua orang tewas dan awan gas yang mematikan telah menyebar
di seluruh daerah. Radioaktivitas dari
ledakan Chernobyl akhirnya terdeteksi hingga ke Amerika serikat. Pemimpin Uni
soviet tidak mengatakan sepatah kata pun tentang ledakan ini hingga dua hari
kemudian, tanggal 28 april, setelah para ilmuwan swedia melaporkan terjadinya
peningkatan radioaktif di atmosfer negara mereka sendiri, kemudian melacaknya
kembali ke Chernobyl. Bahkan setelah mereka beritakan apa yang telah terjadi,
pada penduduk Soviet sama sekali tidak memiliki cara untuk menanggapi bencana
monumental semacam ini.
Reaktor
Chernobyl akhirnya dimasukkan ke dalam sebuah struktur beton yang disebut
sebagai Sarkofagus. Lebih dari enam ratus ribu pekerja, yang dikenal sebagai
"liquidator" bekerja untuk membersihkan reaktor dan konstruksi
Sarkofagus. Lapisan semen dibangun dengan buruk, dan mulai terjad kebocorari
radiasi beberapa tahun setelah konstruksi ini selesai. Semakin banyak pekerjaan
yang dilakukan untuk memastikan kekokohannya, temy. keamanannya masih
diragukan. Kecelakaan nuklir Chernobyl adalah kecelakaan nuklir terburuk
sepanta si masa. Kecelakaan ini terjadi tak lama setelah kecelakaan di Three Mile
Island, ini semakin menguatkan gerakan
antinuklir, dan telah menggugah banyak negara untuk membuat peraturan keamanan
yang baru bagi konstruksi dan operasi pembangkit tenaga nuklir yang baru.
Pada tahun 2003, Program
Pembangunan PBB
meluncurkan proyek yang disebut Pemulihan dan Pembangunan Chernobyl (CRDP) untuk pemulihan daerah bencana.
Program ini diluncurkan kegiatannya berdasarkan Konsekuensi Manusia rekomendasi
laporan Kecelakaan Chernobyl Nuklir dan dimulai pada bulan Februari 2002.
Tujuan utama dari kegiatan CRDP itu adalah mendukung Pemerintah
Ukraina untuk
mengurangi konsekuensi jangka panjang sosial, ekonomi dan ekologi dari bencana
Chernobyl. Antara lain CRDP bekerja di empat daerah paling berbahaya untuk
bencana Chernobyl yang terkena di Ukraina yaitu Oblast Kiev, Oblast
Zhytomyrska,
sebagian Kiev, Oblast
Chernihivska
dan Oblast Rivne.
2.
Penyebab Ledakan Reactor Nuklir
Chernobyl
Penyebab Bencana Chernobyl dapat
dijelaskan sebagai berikut. Pada tanggal 25 April 1986 reaktor unit 4
direncanakan dipadamkan untuk perawatan rutin. Selama pemadaman berlangsung,
teknisi akan melakukan tes untuk menentukan apakah pada kasus reaktor
kehilangan daya turbin dapat menghasilkan energi yang cukup untuk membuat
sistem pendingin tetap bekerja sampai generator kembali beroperasi.
Proses
pemadaman dan tes dimulai pukul 01.00 pada 25 April. Untuk mendapatkan hasil
akurat, operator memilih mematikan beberapa sistem keselamatan, yang kemudian
pilihan ini yang membawa malapetaka. Pada pertengahan tes, pemadaman harus
ditunda selama sembilan jam akibat peningkatan permintaan daya di Kiev. Proses
pemadaman dan tes dilanjutkan kembali pada pukul 23.10 tanggal 25 april. Pada
pukul 01.00, 26 April, daya reaktor menurun tajam, menyebabkan reaktor berada
pada situasi yang membahayakan. Operator berusaha mengompensasi rendahnya daya, tetapi
reaktor menjadi tak terkendali. Jika sistem keselamatan tetap aktif, operator
dapat menangani masalah, namun mereka tidak dapat melakukannya dan akhirnya
reaktor meledak pada pukul 01.30.
Kecelakaan PLTN Chernobyl masuk
level ke-7 (level paling atas) yang disebut major accident, sesuai dengan
kriteria yang ditentukan INES (The International Nuclear Event Scale). Di
samping kesalahan operator yang mengoperasikannya di luar SOP (standard
operation procedure), PLTN Chernobyl juga tidak memenuhi standar desain
sebagaimana yang ditentukan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency).
PLTN Chernobyl tidak mempunyai kungkungan reaktor sebagai salah satu
persyaratan untuk menjamin keselamatan jika terjadi kebocoran radiasi dari
reaktor. Apabila PLTN Chernobyl memiliki kungkungan maka walaupun terjadi
ledakan kemungkinan radiasi tidak akan keluar ke mana-mana, tetapi terlindung
oleh kungkungan. Atau bila terjadi kebocoran tidak separah dibandingkan dengan
tidak memiliki kungkungan.
Dari pristiwa ini dapat kita
rincikan penyebab ledakan ini sebagai berikut : pertama karena desain reaktor yang tidak stabil pada daya rendah –
daya reaktor bisa naik cepat tanpa dapat dikendalikan. Tidak mempunyai
kungkungan reaktor (containment). Akibatnya, setiap kebocoran radiasi dari
reaktor langsung ke udara. Kedua,
pelanggaran prosedur. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya delapan batang
kendali reaktor yang dipakai, yang semestinya minimal 30, agar reaktor tetap
terkontrol. Sistem pendingin darurat reaktor dimatikan. Tes dilakukan tanpa
memberitahukan kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi reaktor. Ketiga, budaya keselamatan. Pengusaha
instalasi tidak memiliki budaya keselamatan, tidak mampu memperbaiki kelemahan
desain yang sudah diketahui sebelum kecelakaan terjadi.
Penilaian atas berbagai kelemahan
PLTN Chernobyl menghasilkan evaluasi internasional bahwa jenis kecelakaan
seperti ini tidak akan mungkin terjadi pada jenis reaktor komersial lainnya.
Evaluasi ini ditetapkan demikian karena mungkin berdasarkan analisis jenis
reaktor lain yang memenuhi persyaratan keselamatan yang tinggi, termasuk budaya
keselamatan yang dimiliki para operator sangat tinggi.
3.
Dampak Ledakan Reactor Nuklir
Chernobyl
Akibat dari ledakan yang sangat dahsyat ini
ternyata selain berdampak negative, ada juga dampak positifnya yaitu berupa
evaluasi/ pelajaran bagi generasi selanjutnya yaitu yang bergelut dibidang yang
sama yaitu nuklir. Pada tahun 2003, IAEA membentuk “Forum Chernobyl” bekerja
sama dengan organisasi PBB lainnya, seperti WHO, UNDP, ENEP, UN-OCHA, UN-SCEAR,
Bank Dunia dan ketiga pemerintahan Belarusia, Ukraina, dan Rusia. Forum ini
bekerja untuk menjawab pertanyaan, “sejauh mana dampak kecelakaan ini terhadap
kesehatan, lingkungan hidup dan sosial ekonomi kawasan beserta penduduknya.”
Laporan ini diberi nama “Cherno- byl Legacy”.
Diperkirakan semula dampak fisik akan begitu
dahsyat. Artinya, akan menimbulkan korban jiwa yang luar biasa banyaknya.
Namun, ternyata data sampai dengan 2006, jumlah korban yang meninggal 56 orang,
di mana 28 orang (para likuidator terdiri dari staf PLTN, tenaga konstruksi,
dan pemadam kebakaran) meninggal pada 3 bulan pertama setelah kecelakaan, 19
orang meninggal 8 tahun kemudian, dan 9 anak lainnya meninggal karena kanker
kelenjar gondok.
Sebanyak 350.000 likuidator (pekerja) yang
terlibat dalam proses pembersihan daerah PLTN yang kena bencana, serta 5 juta
orang yang saat itu tinggal di Belarusia, Ukraina, dan Rusia, yang terkena
kontaminasi zat radioaktif dan 100.000 di antaranya tinggal di daerah yang
dikategorikan sebagai daerah strict control, ternyata mendapat radiasi
seluruh badan sebanding dengan tingkat radiasi alam, serta tidak ditemukan
dampak terhadap kesuburan atau bentuk-bentuk anomali. Di sisi lain, hasil studi
dan penelitian terhadap likuidator menunjukkan bahwa “tidak ada korelasi
langsung antara kenaikan jumlah penderita kanker dan jumlah kematian per satuan
waktu dengan paparan radiasi Chernobyl.
Kemudian pada 1992-2002 tercatat 4.000 kasus
kanker kelenjar gondok yang terobservasi di Belarusia, Ukraina, dan Rusia pada
anak-anak dan remaja 0-18 tahun ketika terjadi kecelakaan, termasuk 3.000 orang
yang berusia 0-14 tahun. Selama perawatan mereka yang kena kanker, di Belarusia
meninggal delapan anak dan di Rusia seorang anak. Yang lainnya selamat.
Berdasarkan laporan “Chernobyl Lecacy”, sebagian
besar daerah pemukiman yang semula mendapat kontaminasi zat radioaktif karena
kecelakaan PLTN Chernobyl telah kembali ke tingkat radiasi latar, seperti
sebelum terjadi kecelakaan. Dampak psikologis adalah yang paling dahsyat,
terutama trauma bagi mereka yang mengalaminya seperti stres, depresi, dan
gejala lainnya yang secara medis sulit dijelaskan.
Akibat kecelakaan itu, IAEA dan semua negara
yang memiliki PLTN membangun konsensus internasional untuk selalu menggalang
dan memutakhirkan standar keselamatan. Di sisi lain, pihak yang anti-PLTN telah
menggunakan isu kecelakaan di Chernobyl sebagai bahan kampanye untuk menolak
kehadiran PLTN, termasuk di Indonesia, dengan berbagai informasi yang keliru
karena ketidaktahuan akan kebenaran informasi sebab terjadinya kecelakaan
Chernobyl.
Belajar dari kecelakaan Chernobyl, IAEA telah
menetapkan standar tambahan untuk memperkuat syarat keselamatan yang tinggi
bagi pembangunan dan pengoperasian PLTN, antara lain, perbaikan desain sampai
pada generasi ke-4, aturan main dalam bentuk basic safety, dan berbagai
konvensi keselamatan.
Adapun dampaknya bagi lingkungan, khususnya
udara yaitu Efek
kesehatan dan lingkungan yang ditimbulkan pasca ledakan Chernobyl lebih
disebabkan oleh lodin (l-131) dan Caesium (Cs-137). Paparan radiasi ini di
lingkungan terbagi dua, paparan internal dan paparan eksternal. Awan radioaktif
dan bahan radioaktif yang tersebar di sekitar lokasi ledakan menyebar melalui
air, tanah, dan udara. Awan radioaktif yang menaungi daerah sekitar lokasi
ledakan telah mencemari udara lokasi tersebut. Sehingga, ketika ada seseorang
yang berada dalam radius awan radioaktif ini, paparan radiasi terjadi secara
langsung melalui inhalasi. Di saat yang sama, paparan terjadi secara eksternal,
dimana terjadi penumpukan bahan radioaktif di pakaian pelindung, menumpuk di
permukaan tanah, tersebarnya tumpukan bahan radioaktif di air mengalir.
Trauma yang melanda masyarakat di lokasi
kejadian dan sekitarnya akibat peristiwa Chernobyl menjadikan setiap tanggal 26
April pukul 01.23 lonceng berdentang-dentang di Ukraina. Walaupun malam telah
larut dan udara dingin, namun warga tetap terjaga. Mereka meletakkan bunga dan
lilin di monumen korban bencana Chernobyl. Upacara
yang sama digelar di Slavutych, Rusia, kota yang didirikan untuk menampung para
pekerja Reaktor Chernobyl. Upacara juga diperingati di negara tetangga Ukraina,
yaitu Belarus, yang ikut menderita akibat bencana Chernobyl.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tragedy
Chernobyl adalah peristiwa meledaknya reactor nuklir (perangkat yang digunakan untuk mengatur kesinambungan reaksi nuklir
berantai pada laju yang tetap) di sebuah kota yang kebetulan sama dengan
nama perusahan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yaitu Chernobyl yang
bertempat di negara Ukrania.
Penyebab ledakan
reactor nuklir ini setidaknya ada tiga hal secara terperinci adalah sebagai
berikut :
1. Karena
desain reactor yang tidak stabil pada daya rendah. Karena reactor ini bisa naik
dengan cepat, maka daya yang tidak setabil ini bisa naik dengan cepat dan tak
terkendali.
2. Untuk
melakukan perawatan rutin terhadap reactor, maka reactor untit 4 direncanakan
untuk dipadamkan. Kesalahan yang dilakukan oeleh operator adalah mematikan
beberapa system keselamatan. Saat proses pemadaman ini, tes dilakukan hanya
delapan batang kendali reactor yang dipakai, padahal yang seharusnya adalah 30
agar reactor tetap terkontrol. Tes ini dilakukan oleh liquidator (pekerja)
tanpa sepengetahuan petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi reactor.
3. Pengusaha
instalasi tidak memiliki budaya keselamatan dan tidak mampu memperbaiki
kelemahan desain yang sudah diketahui sebelum kecelakaan terjadi.
Dampak ledakan
reactor nuklir Chernobyl ini dibagi menjadi dua, yaitu dampak positif dan
negative sbb:
1. Dampak
positif :
-
IAEA membentuk “forum Chernobyl” bekerja
sama dengan organisasi PBB dan ketiga pemerintahan Belarusia, Ukrania, dan
Rusia yang bertujuan untuk menganalisis sejauh mana dampak kecelakaan ini
terhadap kesehatan, lingkungan hidup dan social ekonomi kawasan beserta
penduduknya. Dan hasilnya adalah IAEA dan semua Negara yang memiliki PLTN untuk
membangun consensus internasional untuk selalu menggalang dan memutakhirkan
keselamatan.
2. Dampak
negative:
-
Sebanyak 350.000 likuidator (pekerja) yang terlibat dalam proses
pembersihan daerah PLTN yang kena bencana, serta 5 juta orang yang saat itu
tinggal di Belarusia, Ukraina, dan Rusia, yang terkena kontaminasi zat
radioaktif dan 100.000 di antaranya tinggal di daerah yang dikategorikan
sebagai daerah strict control, ternyata mendapat radiasi seluruh badan
sebanding dengan tingkat radiasi alam.
-
Pada tahun 1992 sampai 2002 tercatat 4.000 kasus kanker kelenjar
gondok yang terobservasi di Belarusia, Ukraina, dan Rusia pada anak-anak dan
remaja 0-18 tahun ketika terjadi kecelakaan, termasuk 3.000 orang yang berusia
0-14 tahun.
-
Efek
kesehatan dan lingkungan yang ditimbulkan pasca ledakan Chernobyl lebih
disebabkan oleh lodin (l-131) dan Caesium (Cs-137). Paparan radiasi ini di
lingkungan terbagi dua, paparan internal dan paparan eksternal. Awan radioaktif
dan bahan radioaktif yang tersebar di sekitar lokasi ledakan menyebar melalui
air, tanah, dan udara. Awan radioaktif yang menaungi daerah sekitar lokasi
ledakan telah mencemari udara lokasi tersebut. Sehingga, ketika ada seseorang
yang berada dalam radius awan radioaktif ini, paparan radiasi terjadi secara
langsung melalui inhalasi. Di saat yang sama, paparan terjadi secara eksternal,
dimana terjadi penumpukan bahan radioaktif di pakaian pelindung, menumpuk di
permukaan tanah, tersebarnya tumpukan bahan radioaktif di air mengalir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.