Kamis, 02 April 2015

Pengalaman Kursus Bahasa Inggris Di Pare Kampung Inggris.

Oke sobat, aku akan mengawali ceritaku dari sebuah tujuan awal yaitu melanjutkan kuliahku untuk s2 di UNS solo. Karena salah satu jenis tes masuk disana adalah tes bahasa inggris maka aku berpikir untuk mempersiapkan bahasa inggrisku dulu sebelum masuk disana. Ahaa..!! akhirnya aku ada ide untuk kursus bahasa inggris dulu di pare kampung inggris di jawa timur. Setelah bisa bahasa inggris pasti lebih mudah menjalani tes nya pikirku. Aku tanya-tanya temanku yang mau melanjutkan s2 ternyata ada juga yang niatnya sama sepertiku, kursus di pare. Akhirnya kita buat kesepakatan untuk berangkat bersama. Setelah beberapa minggu akhirnya ada kesempatan tuk ikut tes CPNS dan aku mengikutinya. Oleh sebab itulah aku harus menunggu lagi hasil tes tersebut sebelum berangkat ke pare. Akhirnya temanku yang semestinya pergi bersamaku berangkat lebih awal mendahuluiku, tapi tidak masalah. Dan setelah pengumuman hasil tes diumumkan, ternyata aku tidak lolos tes. Langsung saja aku berangkat ke pare sendirian, dan ini adalah perjalanan pertama ke luar daerah menggunakan pesawat Haha sendirian lagi. Dengan keinginan yang kuat untuk sampai disana akhirnya aku bisa sampai juga di kampung inggris tercinta.

Sasaran pertama adalah camp di Dina’s Dorm miliknya mom dina yang juga pemilik kursusan the daffodils. Kalau tinggal di camp mungkin lebih cepat bisa ngomong pake bahasa inggris pikirku
karena english area. Tapi pertama sampai disana tidak seperti yang diharapkan. Semua member camp itu ada yang ngomong pake bahsa indonesia dan ada juga yang pake bahasa lokal mreka masing-masing tapi ada juga yang konsisten ngobrol menggunakan bahasa inggris. Wah, aku terkesan melihatnya berbicara bahasa inggris. Hampir semua member Dina’s Dorm itu bisa dibilang cuek-cuek tapi aku bertemu dengan teman kamarku disana yang ramah menyapaku. Namanya Wahyu dari Depok dan satu lagi namanya Gadot dari Tanggerang. Mereka anak kota, terlihat dari cara ngomongnya “Lho, Gue” hehe. Kami sangat akrab skali dan asik ngobrol dan bercanda sama mereka. Selalu cari makan bersama, belajar bersama. Mereka dua minggu lebih awal datang dariku. Bahasa inggrisku saat itu bisa dibilang nol besar, gak tau apa-apa. Bahkan kami di kamar (aku, wahyu, dan gadot) ngomong pake bahasa inggris parah banget. Yang penting seru aja sih. Yang masih belum ku lupakan adalah ketika gadot bilang “you new know?” maksudnya “kamu baru tau?” dan wahyu bilang “seller foot five” yang maksudnya “pedagang kaki lima” dan aku bilang “give know no yes?” yang maksudku adalah “kasih tau gak ya?” hahaha kocak banget pokoknya pas awal-awal menginjakkan kaki di pare, tapi itu berkesan banget. Mereka adalah teman dekatku. Dua minggu kemudian wahyu pindah dari Dina’s Dorm ke kosan biasa. Kini tinggal aku dan gadot. Kami kursus di daffodils. Aku ngambil program stepping stone di daffodils yaitu program speaking yang paling dasar untuk pemula dan itu cocok untukku. Tutorku disana adalah mom dina yang juga pemilik camp ku. Di camp dia ngisi materi dua kali seminggu jadinya cukup tau kemampuan bahasa inggrisku. Di kelas daffodils aku aktif bertanya, disana kita dianjurkan pake bahasa inggris semampu kita untuk bertanya. Waktu itu aku sangat sulit skali pake bahasa inggris dan mom dina menyadari kesulitanku itu, tapi aku tetap saja bertanya meskipun campur antara indonesia dan inggris.

Di pare ini aku menemukan banyak teman baru, tiap dua minggu aku dapat teman baru karena pindah-pindah kursus tiap dua minggu dan satu bulan. Teman di daffodils beda dengan teman di kresna. Pokoknya banyak banget teman disini malah terkadang pas lagi ketamu di jalan ada yang negur dan kadang aku gak tau namanya, eh padahal itu teman satu kursusan. Di dina’s dorm seperti keluarga disana. Aku bertemu orang dari berbagai daerah. Medan, banten, jawa, jakarta dan lain2. Pare memang kampung kecil layaknya lombok, tapi pendatang disini (pare) hampir dari sabang sampai merauke bahkan dari luar negripun ada. Temanku satu kursusan di peace dan daffodils dia dari tailan. Kren kan? Hehe. Jadi temanku yang dari tailan ini kalau dia tidak tau bahasa inggris dan bahasa indonesianya, dia translate dulu bahasa indonesia itu ke inggris lalu di translate lagi ke bahasa tailan. Kren-kren.. hehe namanya fatimah. Oke aku ceritakan lagi kisahku di camp dina’s dorm. Disana ada temanku yang hebat ngomong bahasa inggris. Namanya grace dari medan dan febri dari banten. Ini adalah baru pertama kalinya aku bertemu dan bergaul dengan orang yang lintas agama denganku. Grace berasal dari medan dan dia seorang kristen. Walaupun dia sedikit menyebalkan tingkah lakunya tapi aku senang belajar sama dia karena dia lebih tau tentang bahasa inggris dariku. Terkadang aku menanyakan tentang agama, karena penasaran. Ya itu menambah wawasanku. Dan yang satu lagi febri berasal dari banten dan dia lebih hebat lagi bahasa inggrisnya dibanding grace. Dia sangat lancar ngomong seperti tutor. Aku banyak bertanya sama dia semua tentang inggris. Maklum saja dia kuliah di filipina jurusan penerbangan, yaa jadi pilot gitu. Kren kan.. hee. Program di camp pagi dan malam. Biasanya program malam (evening class) ada drama (role play) atau debat yang semuanya pake bahasa inggris. Walaupun kesulitan ngomong pake bahasa inggris tapi seru banget suasana belajarnya. Kalau waktunya derama, disela-sela pergantian masing-masing kelompok bermain peran derama, ada juga yang bermain peran untuk iklan. Pokoknya banyak pengalaman yang saya dapatkan disana.

Setelah sebulan di dinas dorm, rasanya ingin pindah karena beberapa alasan. Pertama karena english area di camp itu yang tidak konsisten, kadang peraturannya ketat tapi lama-kelamaan gak matuhin aturan, banyak yang pake bahasa indonesia ngomong dan pada waktu itu aku lagi semangat-semangatnya belajar bahasa inggris. Maklumlah semangat baru. Yang kedua adalah ingin mencari suasana baru. Dengan suasana yang baru akan dapat pengalaman baru juga dan ilmu yang baru pula. Setelah bertanya di beberapa teman dan searching di internet, dapat juga sasarannya yaitu Alfalfa camp yang miliknya mom dina yang juga pendiri the daffodils. The daffodis cours di dirikan oleh tiga orang perempuan tangguh dan cerdas dalam bahasa inggris, terutama speaking yaitu mom indah, mom dina dan mom septin. Nah mom dina punya camp dina’s dorm dan mom indah punya camp alfalfa. Camp alfalfa unggul di program public speaking nya karena mom indah sendiri ngajar public speaking di daffodils. Alfalfa ada tujuh camp dua diantaranya adalah camp cewek dan sisanya cowok. Berbeda dengan dina’s dorm yang hanya dua camp yaitu camp cowok dan cewek. Di alfalfa aku pilih camp dua karena disana yang paling besar dan bagus fasilitasnya, dan juga disana pusat dari semua camp alfalfa itu. Setiap jumat malam selalu diadakan acara public speaking di camp dua dari alfalfa camp satu sampai tujuh datang kesana. Pertama masuk di camp dua terasa banget perbedaannya antara dina’s dorm dan alfalfa. Dialfalfa semua membernya pake bahasa inggris ngomong setiap hari. Pertama masuk di camp alfalfa aku merasa sedikit kagum dengan situasi english areanya. Tapi bukan berarti aku tidak bisa sama sekali ngomong bahasa inggris sama mereka, tapi bahsa inggrisku dibanding mereka jauh banget. Sulit banget ngomong bahsa inggris saat itu, saat ini juga agak sulit sih... hehe

to be continue... :)

13 komentar:

  1. Wah, thx atas sharingnya..

    Saat ini gue lagi mencari-cari tempat belajar di Kampung Inggris dan blog lo ini cukup memberi motivasi buat gue untuk tetep semangat..

    hahaha... thx again :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 Muhammad abas.. Thx udh mampir.. :)

      Hapus
    2. Saya ga berharap ke sna lagi cm.menang iklan aj tp buat bisa apa ga nya bkan jaminan....
      Bnyak yg ga profesional mentor di ambil dr peserta kursus di level atas nya itu kursus apa cm cari uang aja yg jauh jauh ga tau bgm sprti apa yg sebener nyA.
      Klo mau cari aman n ada jamaina mnding ke pusat bhasa di universitas2 yg membuka kursus bhs jlas mentor nya ga asal asalan lbih murah jg

      Hapus
    3. Sy tdk ingin ke sana lg,,nyesal bnyak yg ga profesional mentor di ambil dr peserta kursus level atas nya tnpa memhami teknik pengajaran....lbih baik cari aman profesional kursus di pusat bhs milik universitas sj biaya di bawah pare..mentor tau bgm.cara n teknik.mngajar ga asal asalan...
      Silahkan coba aj smg tdk mnyesal,jauh dr standart mnurut sy kecuali ad sbgaian yg lain atau pioner nya mungkin beda dan emang mahal jg tp profesional

      Hapus
  2. Mas habib, saya mau tanya. Mnurut mas, lebih bagusan mana, alfalfa atau dina's dorm? Dari segi fasilitas camp & pmbelajaran bhs inggrisnya. Terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dea cindy,,, sama2 bagus sbnerx cuman di dinas dorm cuman dua camp bwt boys dan girls aja. . Menurut pengalaman sy, lebih bgus do alfalfa, ada 8 camp dan persaingan antar camp bikin belajar trus.. Hee.. Pasilitas bgus jg..

      Hapus
  3. aakkkkkk i miss alfalfa...mr habib :(:( whre are u now ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hey monica.. saya di lombok skarg. long time no see you. how are you?

      Hapus
  4. Mas saya rencana mau les di daffoldish sm ngecamp di alfafa, apa mas punya nmr tlpon daffoldish yg bs saya hubungi? Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. hi mas yaya. untuk menghubungi pihak the daffodils langsung aja lihat di webnya ada juga nomor hp yg bisa dihubungi disana. ini dia http://www.ourdaffodils.com/. maaf tlat dibalas. :)

      Hapus
  5. Mas sy mw nanya, sy hub daffodils office ko ngk prnah diangkat y,.sy liat di web nya. Apa ada jam2 bwat nlpon. Sy mw ksna jg ma

    BalasHapus
    Balasan
    1. hi sereh.. mungkin officer nya lagi sibuk. coba di sms dulu atau baca-baca dulu di web daffodils mungkin ada format tertentu cara mendaftar lewat sms. :)

      Hapus
  6. Bang kalau camp cherry gimana, tau gak?

    BalasHapus

kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.