Rabu, 08 Juni 2016

Setelah Jadi Sarjana Mau Kerja Apa? (Pilihan, Sarajana, dan Pekerjaan)



Mendengar kata “sarjana” tentunya kita berfikiran tentang jenjang pendidikan yang sudah tinggi. sebagian orang berfikir bahwa seorang sarjana adalah orang yang hebat dan sebagian lagi berfikiran seorang sarjana adalah orang yang biasa-biasa saja. Kenapa ada sebagian orang berfikir bahwa seorang sarjana adalah orang yang hebat dan sebagian lagi berfikiran sebaliknya? Karena setiap orang memiliki mindset yang berbeda-beda. Orang-orang memiliki mindset yang berbeda-beda tentang sarjana karena melihat fenomena yang sekarang ini yaitu banyaknya sarjana yang sulit sekali mendapatkan pekerjaan atau banyaknya sarjana yang menyeleweng dari jurusan yang di ambil. Nah dari permasalahan itulah timbul mindset yang berbeda-beda dari setiap orang bagaimana melihat fenomena tersebut. Ada yang berfikiran positif dan ada juga yang berfikiran negatif.

Orang tua tentunya ingin melihat anak-anaknya sukses dalam belajar mmaupun berkarir, tapi tidak sedikit orang tua yang malah menghendaki kemauannya sendiri tanpa memikirkan kemauan sang anak. Sang anakpun menjadi terpaksa dan menuruti kemauan orang tua walaupun sebenarnya dalam hatinya tidak terlalu menyukainya. Ada juga sebagian anak yang di bebaskan memilih oleh orang tua mereka tetapi mereka yang memilih terkadang tidak sesuai dengan yang di sukai dan minati. Dan ada yang lebih parah yaitu tidak tahu apa tujuan dan keinginannya, biasanya anak yang begini hanya ikut-ikutan. Ikut-ikutan teman atau ikut-ikutan tren. Nah dari permasalahan itulah timbul lulusan atau sarjana yang tidak kompeten di bidangnya dan itulah salah satu yang menghambat para sarjana untuk mendapatkan pekerjaan atau menyeleweng dari jurusan yang di ambil. Tetapi itu tidak tidak masalah jika sarjana mampu berfikiran lebih luas lagi. Ketidak inginan dan ketidak nyamanan tidak di jadikan alasan untuk tidak sukses tapi mampu berfikir lebih luas dan lebih kreatif.

Kita banyak melihat fenomena di sekitar kita terutama di desa-desa bahwa sarjana harus menjadi guru atau harus berseragam baru di katakan sukses. Sarjana yang bekerja tidak pada lembaga pendidikan di anggap tabu dan di remehkan padahal kita tidak tahu apa tujuan dan fikiran sarjana-sarjana tersebut melakukan itu karena dia sendirilah yang menenttukan kehidupannya sendiri. Sarjana tidak harus berseragam dan menjadi guru saja baru di katakan sukses bukan ? tapi itulah mindset yang tertanam dalam otak orang tua kita terutama yang berada di desa-desa. Sedikit sekali yang mengerti hakikat dari sarjana dan pekerjaan itu apa. Tapi saya rasa bukan hanya orang tua kitapun dan banyak sarjana-sarjana lainnya berfikiran begitu . kita tidak mencoba berfikir ke arah yang lebih jauh dan berfikir lebih luas. Mentok-mentoknya jadi guru atau bekerja pada lembaga pemerintahan. Yah bisa kita bilang bekerja sebagai pesuruh Negara. Memang guru adalah pekerjaan yang sangat mulia dan pekerjaan yang mendatangkan banyak pahala bagi kita tapi coba kita lihat fenomena yang sekarang yang berkaitan dengan guru. Guru di indonesia bisa di katakan tidaklah sejahtera terutama guru honorer, kalau PNS lain lagi ceritanya. Karena gaji guru honorer tidaklah cukup untuk hanya membeli peralatan mandi. Banyak yang mengatakan guru honorer itu bermodal ikhlas tapi apakah kita yakin kita akan ikhlas ketika kita ingin menikah atau membuat rumah misalnya. Apa kita yakin tidak mengharapkan uang ? kita bisa fikirkan itu semua dengan logika. Baiklah samapi disini dulu tulisan tentang sarjana dan pekerjaan ini. Mohon maaf bila terdapat kata-kata yang tidak enak dari tulisan ini. Ini hanyalah pemikiran penulis semata. Tidak bermaksud merendahkan salah satu pihak. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.