Mendengar kata
“sarjana” tentunya kita berfikiran tentang jenjang pendidikan yang sudah
tinggi. sebagian orang berfikir bahwa seorang sarjana adalah orang yang hebat
dan sebagian lagi berfikiran seorang sarjana adalah orang yang biasa-biasa
saja. Kenapa ada sebagian orang berfikir bahwa seorang sarjana adalah orang
yang hebat dan sebagian lagi berfikiran sebaliknya? Karena setiap orang
memiliki mindset yang berbeda-beda. Orang-orang memiliki mindset yang
berbeda-beda tentang sarjana karena melihat fenomena yang sekarang ini yaitu
banyaknya sarjana yang sulit sekali mendapatkan pekerjaan atau banyaknya
sarjana yang menyeleweng dari jurusan yang di ambil. Nah dari permasalahan
itulah timbul mindset yang berbeda-beda dari setiap orang bagaimana melihat
fenomena tersebut. Ada yang berfikiran positif dan ada juga yang berfikiran
negatif.
Orang tua
tentunya ingin melihat anak-anaknya sukses dalam belajar mmaupun berkarir, tapi
tidak sedikit orang tua yang malah menghendaki kemauannya sendiri tanpa
memikirkan kemauan sang anak. Sang anakpun menjadi terpaksa dan menuruti
kemauan orang tua walaupun sebenarnya dalam hatinya tidak terlalu menyukainya.
Ada juga sebagian anak yang di bebaskan memilih oleh orang tua mereka tetapi
mereka yang memilih terkadang tidak sesuai dengan yang di sukai dan minati. Dan
ada yang lebih parah yaitu tidak tahu apa tujuan dan keinginannya, biasanya
anak yang begini hanya ikut-ikutan. Ikut-ikutan teman atau ikut-ikutan tren.
Nah dari permasalahan itulah timbul lulusan atau sarjana yang tidak kompeten di
bidangnya dan itulah salah satu yang menghambat para sarjana untuk mendapatkan
pekerjaan atau menyeleweng dari jurusan yang di ambil. Tetapi itu tidak tidak
masalah jika sarjana mampu berfikiran lebih luas lagi. Ketidak inginan dan
ketidak nyamanan tidak di jadikan alasan untuk tidak sukses tapi mampu berfikir
lebih luas dan lebih kreatif.
Kita banyak melihat
fenomena di sekitar kita terutama di desa-desa bahwa sarjana harus menjadi guru
atau harus berseragam baru di katakan sukses. Sarjana yang bekerja tidak pada
lembaga pendidikan di anggap tabu dan di remehkan padahal kita tidak tahu apa
tujuan dan fikiran sarjana-sarjana tersebut melakukan itu karena dia sendirilah
yang menenttukan kehidupannya sendiri. Sarjana tidak harus berseragam dan
menjadi guru saja baru di katakan sukses bukan ? tapi itulah mindset yang
tertanam dalam otak orang tua kita terutama yang berada di desa-desa. Sedikit
sekali yang mengerti hakikat dari sarjana dan pekerjaan itu apa. Tapi saya rasa
bukan hanya orang tua kitapun dan banyak sarjana-sarjana lainnya berfikiran
begitu . kita tidak mencoba berfikir ke arah yang lebih jauh dan berfikir lebih
luas. Mentok-mentoknya jadi guru atau bekerja pada lembaga pemerintahan. Yah
bisa kita bilang bekerja sebagai pesuruh Negara. Memang guru adalah pekerjaan
yang sangat mulia dan pekerjaan yang mendatangkan banyak pahala bagi kita tapi
coba kita lihat fenomena yang sekarang yang berkaitan dengan guru. Guru di
indonesia bisa di katakan tidaklah sejahtera terutama guru honorer, kalau PNS lain
lagi ceritanya. Karena gaji guru honorer tidaklah cukup untuk hanya membeli
peralatan mandi. Banyak yang mengatakan guru honorer itu bermodal ikhlas tapi
apakah kita yakin kita akan ikhlas ketika kita ingin menikah atau membuat rumah
misalnya. Apa kita yakin tidak mengharapkan uang ? kita bisa fikirkan itu semua
dengan logika. Baiklah samapi disini dulu tulisan tentang sarjana dan pekerjaan
ini. Mohon maaf bila terdapat kata-kata yang tidak enak dari tulisan ini. Ini hanyalah
pemikiran penulis semata. Tidak bermaksud merendahkan salah satu pihak. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.