Rabu, 01 Oktober 2014

7 Cara Memperkuat Karisma Diri


Maukah Anda menjadi pribadi yang mempunyai karisma yang kuat? Dengan meningkatkan karisma pada diri kita maka akan membuat semua persoalan menjadi lebih mudah. Keberadaan kita akan di senangi banyak orang dan kepergian kita akan ditangisi oleh orang-orang yang terpukau dengan karisma yang ada pada diri kita. Bagaimanakah Cara Memperkuat Karisma Diri ?

Sebelum memaparkan Cara Memperkuat Karisma Diri, lebih baik kita ketahui dulu asal mula kata Karisma itu sendiri. Karisma berasal dari bahasa yunani yang artinya “hadiah dari dewa agung”. Karisma berkaitan dengan penampilan dari karakteristik pribadi seseorang yang secara fisik terlihat dari pesona atau pembawaan orang tersebut dan kepandaiannya dalam berkomunikasi dapat memikat orang lain. Karisma dapat diperoleh dengan cara belajar dan usaha. Karisma tidak berkaitan dengan cerdas atau tidaknya seseorang. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Alessadra bahwa karisma tidak ada kaitannya dengan IQ seseorang ataupun sifat keturunan, melainkan kemampuan yang bisa didapatkan dari belajar.

Salah satu kunci agar diri Anda bisa memancarkan karisma adalah ketulusan dan kejujuran. Mungkin kita berpikir kalau orang lain hanya memperhatikan apa yang kita bicarakan saja, tapi yang lebih penting adalah orang akan melihat apa yang terlihat dari tubuh kita ketika kita mengatakan sesuatu dan cara kita mengatakan sesuatu itu dalam nada, pola, dan kecepatan suara merupakan pokok utama seseorang dalam menangkap pesan dan kesan dari kita. Inilah yang disebut dengan bahasa tubuh. Seseorang yang berkarisma terlihat begitu mempesona dengan tampilan yang apa adanya. Ada ketulusan dan kejujuran yang dapat dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.

Contoh orang berkarisma di negri ini adalah ir. Soekarno. Perkataannya mampu membuat orang banyak terpukau dan dia menjadi panutan banyak orang. Coba Anda perhatikan dengan saksama bagaimana bahasa tubuh orang-orang yang berkarisma itu. Anda akan benar-benar menagkap apa yang dikatakannya selalu selaras dan sejalan dengan bahasa tubuh yang tampak darinya. Dalam islam juga kita mengenal adanya pengertian beriman, yaitu disebutkan bahwa yang dimaksud dengan beriman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan melakukan dengan amal perbuatan yang sesuai dengan yang dibenarkan oleh hati dan lisan tersebut.

Demikianlah yang ada pada diri orang yang berkarisma. Keyakinannya akan prinsip-prinsip yang dipegangnya begitu kuat hingga sampai menghasilkan aura yang memancar begitu kuat pula dari tubuhnya, hingga dapat mempengaruhi dan menundukkan orang lain. Sebagai contoh, pada saat Women World
Summit di Beijing, yakni pada September 1996 di mana sejumlah ibu negara dan tokoh-tokoh wanita dunia berkumpul dengan beragam gemanya. Ditengah kebisingan obrolan antar mereka, mendanak suasana bisa sunyi hening tatkala seorang ibu tua dengan pakaian sederhana dan badan yang tua renta berjalan memasuki arena. Siapakah seorang wanita tua renta ini? Dia tidak lain adalah Ibu Theresa. Sedikit pun tidak ada yang berani bersuara ketika berada di dekatnya. Bukan karena rasa takut, melainkan karena rasa hormat yang besar kepada sosoknya.

Biasanya orang yang telah memiliki karisma kuat akan memiliki kesadaran bahwa harta benda bukanlah satu-satunya cara untuk mendapatkna kebahagiaan hidup. Harta benda terlalu kecil untuk dijadikan sebuah tujuan dalam kehidupan ini. Itu sangat mudah diperoleh, semudah membalikkan telapak tangan. Mengapa mudah mendapatkan harta benda? Karena kalau menjadi orang yang berkarisma, sudah pasti banyak orang yang akan tunduk dan patuh pada kita dan masalah harta benda sangat mudah di dapat dari banyak relasi.

Jika kita masih memenuhi kehidupan kita dengan keluh-kesah dan caci-maki, apakah mungkin kita akan dipandang sebagai sosok yang berkarisma? Padahal sudah kita ketahui, jika seorang yang berkarisma ada di suatu tempat, maka orang yang ada di tempat itu akan merasa senang. Mereka akan merubung mengelilinginya sambil mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut orang yang berkarisma itu. Sebaliknya, apakah mungkin orang yang selalu berkeluh-kesah dan suka mencaci-maki akan didatangi dan dirubung banyak orang hanya untuk mendengar keluh dan cari-makinya?. Tidak ada aura baik yang muncul dari orang yang berkeluh kesah dan mencaci maki. Jika ingin menjadi diri yang berkarisma, tinggalkan cara-cara hidup negatif seperti ini. Kita jalani kehidupan dengan penuh semangat, dan selalu memandang dengan pikiran positif di samping dengan kejujuran dan ketulusan yang telah kita pegang erat.

Orang-orang yang berkarisma adalah orang yang memiliki kepercayaan diri yang besar dan kepribadian yang menjadi contoh atau idaman banyak pihak. Dia juga menguasai suatu hal dengan sangat baik dan dapat melumpuhkan banyak orang tanpa menyakiti, tidak juga mengancam yang lain. Sekali lagi, keberadaannya disayang dan dinantikan, sehingga banyak orang akan merasa kehilangan tanpa kehadiran orang tersebut.

Menurut Malik Acid Zahrani dalam bukunya “Mendongkrak Karisma Diri dengan Ilmu Bahasa Tubuh”, setidaknya ada tujuh ciri pribadi yang berkarisma, yaitu:

Pertama, sering kali menjadi orang yang pertama mengambil inisiatif. Cara berpikirnya begitu cepat dan tanggap terhadap situasi yang terjadi di sekitarnya, sehingga selalu saja ada inisiatif yang dia munculkan. Pikirannya begitu terlihat cerdas dan cepat tanggap, hal ini sebenarnya disebabkan mereka benar-benar fokus pada pokok  persoalan yang sedang dihadapi. Maka, tidak mengherankan ketika kita menemui orang yang sebenarnya tidak terlalu pintar (paling tidak menurut pandangan kita), namun dia begitu terlihat berkarisma. Pikirannya terlihat cerdas. Selalu saja ada ide yang muncul untuk kepentingan bersama.

Kedua, tidak tergesa-gesa. Sikapnya begitu tenang sekalipun sedang menghadapi sebuah persoalan yang rumit dan berat. Ketika ada sebuah persoalan, dia tidak akan tergesa-gesa mengambil keputusan melainkan akan dipikirkannya matang-matang persoalan itu. Kemudian, dia juga akan mendengarkan pendapat orang-orang mengenai persoalan tersebut. Karena, karisma bukanlah hanya mengenai diri kita sendiri tetapi lebih pada pengaruh kita terhadap orang lain. Dan, pengaruh tersebut tidak pula hanya berasal dari apa yang kita lakukan dan katakan, melainkan dapat juga dari apa yang tidak kita lakukan dan tidak kita dapatkan.
Sikap tidak tergesa-gesa, diam, dan mendengarkan bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa. Ini adalah sikap sadar dalam gerakan dan tindakan, reaksi dan cara kita berbicara. Maka, diam dan mendengarkan adlah sebuah sikap pilihan yang bijak, dimana kita mendengarkan dan berpikir baru bicara atau bertindak melakukan sesuatu.

Ketiga, kokoh dalam mempertahankan nilai kejujuran dan kebenaran. Inilah sifat yang luar biasa pada diri orang yang berkarisma. Pendiriannya begitu teguh pada nilai kejujuran dan kebenaran. Ketika sifat marah muncul dari diri seorang yang berkarisma, pastilah itu disebabkan adanya nilai-nilai kejujuran dan kebenaran yang diinjak-injak. Sifat ini pula yang sangat sedikit dimiliki oleh kebanyakan orang.
Maka, tidak mengherankan jika kita sering melihat pada sejarah para tokoh di dunia, di mana mereka sering kali harus mendekam dalam penjara demi mempertahankan sebuah kebenaran yang diyakininya. Seperti Imam Khomeini, seorang tokoh karismatik Iran. Dalam usianya yang telah lanjut, dia masih sering keluar masuk penjara, kemudian hidup di pengasingan. Namun, keteguhannya dalam keyakinan yang dia miliki, tidak membuat hal itu menghentikan dia dlam usahanya mencapai sebuah tujuan.

Keempat, rendah diri. Orang yang berkarisma juga tidak segan-segan untuk meminta bantuak kepada yang lainnya, lalu mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang telah diterimanya itu. Dia juga tidak segan-segan untuk bertanya akan sebuah persoalan. Hal ini tidak akan menyebabkan orang beranggapan bahwa dia ‘bodoh’ atau kurang ilmunya. Justru sebaliknya, akan membuat orang merasa senang karena, pada sisi lain, dia merasa keberadaannya dianggap.
Pada kenyataannya, banyak orang yang mempunyai rasa sungkan untuk melakukan hal tersebut, dikarenakan adanya beban pikiran berutang budi atau karena faktor generasi. Barangkali dia takut jika dianggap bodoh oleh orang lain. Ini adalah sikap yang tidak baik, dan hanya akan membuat diri kita lebih terperosok.
Sesungguhnya sikap mau bertanya dan tidak segan-segan meminta bantuan kepada orang lain adalah sebuah sikap positif yang muncul dari sifat rendah diri. Harus Anda ingat, rendah diri bukanlah berarti dia benar-benar memiliki ‘diri yang rendah’. Justru rendah diri menunjukkan sifat keagungan pada dirinya. Inlilah ciri sifat yang ada pada diri orang yang berkarisma.

Kelima, bersikap adil. Bersikap benar dan sejajar kepada semua orang, serta tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya adalah ciri sikap orang yang berkarisma. Karena, sebenarnya sikap yang tidak membeda-bedakan inilah sikap yang diharapkan oleh semua orang. Sehingga siapa pun orangnya, sekalipun mereka ada dalam perbedaan-perbedaan tertentu, akan menjadi bersatu dan sejalan ketika bersama mereka ada seorang yang berkarisma.
Sampai disini, saya menjadi teringat dengan sejarah dalam dunia Islam. Ketika para kepala suku berebut untuk meletakkan batu Hajar Aswad di Ka’bah. Masing-masing kepala suku merasa yang berhak sebagai peletak batu Hajar Aswad di dinding Ka’bah. Hingga datanglah nabi Muhammad Aaw., sosok karismatik, untuk menyatukan mereka. Dengan meggelar surbannya, rasulullah mengajak mereka untuk meletakkan batu Hajar Aswad di atas surban kemudian bersama-sama meletakkannya di dinding Ka’bah. Itulah keputusan yang tepat dan diterima oleh semua pihak yang bertentangan. Dan, ini merupakan sikap yang adil. Sikap yang membuat semua orang ketika itu menjadi lega dan dengan senang hati menerima hasil keputusannya.

Keenam, bersemangat. Orang yang berkarisma selalu bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Sikap ini sangat terlihat jelas dalam bahas tubunya yang positif. Jika dalam keadaan berdiri, dia akan berdiri dengan tegak, lurus, dan banyak tersenyum. Anda harus ingat, pada tahap awal, pada umumnya orang terpaku pada yang mereka lihat daripada apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan. Sehingga, postur yang baik dan menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi, vitalitas, disiplin, dan semangat akan memberikan pengaruh tersendiri pada seseorang. Mereka “membaca” Anda melalui bahasa tubuh Anda dan membuat kesimpulan berdasarkan apa yang mereka lihat. Itulah yang terjadi.
Kita menemukan sikap yang demikian ini pada orang-orang yang berkarisma. Bahasa tubuh orang yang berkarisma selalu menunjukkan semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan. Pada akhirnya, semangat ini pula yang berpengaruh hebat kepada semua orang di sekelilingnya sehingga dengan sadar atau tidak, mereka akan menjadi pengikutnya.

Ketujuh, memiliki empati yang tinggi. Ketika seorang yang berkarisma berada di tengah kerumunan orang banyak, maka dia akan memberikan kepada orang-orang itu perhatian penuh dan adil kepada semua orang. Dia juga akan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang itu. Jika mereka dalam keadaan sedih maka dia akan ikut mersakan kesedihannya kemudian dia akan berusaha untuk menghibur mereka. Jika mereka dalam keadaan senang, maka dia akan ikut berbahagia sekalipun dirinya sedang dirundung kesedihan.
Empati yang tinggi pada seorang yang berkarisma inilah yang membuat semua orang yang berada di sekelilingnya menjadi merasa terayomi. Sangat sedikit orang yang memiliki rasa empati ini. Yang banyak adalah orang yang tidak peduli dengan sekelilingnya atau orang yang justru bersifat kebalikan dengan “empati”. Dia merasa susah ketika orang lain senang, dan merasa senang ketika orang lain susah.
Sebuah sifat yang sangat buruk, dan sangat jauh dari sifat fitrah yang sangat jelas terlihat ketika masa kanak-kanak. Anda tentu memperhatikan bagaimana sikap seorang balita kecil ketika melihat ada balita lain menangis, maka dia akan ikut menangis. Dia ikut merasa sedih atas kesedihan sesamanya. Dan sebaliknya, ketika melihat balita lain tertawa-tawa gembira maka dia akan itkut tertawa-tawa gembira juga. Itulah sikap empati. Kita sudah memilikinya sejak kita lahir, bahkan sejak kita ada dalam kandungan ibu kita. Tetapi, sangat sedikit dari kita yang memperhatikan sikap mulia ini. Hanya orang-orang yang berkarismalah yang memperhatikan sikap empati ini. Sehingga, wajar ketika banyak orang yang menjadi pengikutnya dengan sadar atau tidak.

Ketujuh ciri ini tidak terlepas dari keteguhan seorang karismatik memegang sebuah prinsip yang diyakininya. Sekalipun nyawa yang menjadi taruhannya, dia tetap tidak akan tergoyahkan dengan prinsipnya itu.
Imam Hussein, cucu Rasulullah Saw. Adalah salah seorang yang berkarisma. Demi prinsip yang sudah mendarah daging, beliau tetap mengangkat pedang menghadapi pasukan Yazid yang brutal di Karbala. Imam Hussein memang terbunuh di Karbala, tetapi sikapnya itu telah membawa efek sampai sekarang walaupun itu sudah terjadi beratus tahun yang lalu.

Anda bisa melihat, apakah yang menjadikan masyarakat Iran bersemangat, apakah yang menjadikan masyarakat Iran bersemangat menggulingkan Shah Pahlevi yang korup selain daripada peristiwa Karbala? Apakah yang membuat Iran begitu tegar menghadapi ekspansi Irak pada tahun 80-an sekalipun kondisi negara dalam porak-poranda setelah tergulingnya Shah Pahlevi, selain daripada peristiwa Karbala? Begitulah pengaruh seorang yang berkarisma dengan keteguhan prinsipnya.
Ketika Raja Louis XVI digulingkan dari tahtanya dan dijebloskan ke dalam penjara, putranya yang merupakan pangeran penerus tahta kerajaan diculik oleh orang-orang yang mengkudeta kerajaan. Sang pangeran dihadapkan pada hal-hal yang paling menjijikkan secara moral. Mereka pikir, kika sang pangeran terpengaruh pada godaan duniawi maka ia tidak akan bisa mencapai takdirnya sebagai raja.

Setiap hari, sang pangeran disuguhi berbagai makanan yang mewah dengan jumlahnya yang sangat banyak, minuman anggur, para pelacur yang sangat erotis, bahkan kata-kata jorok dan kasar yang tidak layak diucapkan oleh bangsawan seperti dia. Hari berganti hari, hingga akhirnya setelah enam bulan, mereka menyerah. Sang pangeran ternyata tidak tergoda sedikitpun terhadap godaan dunia. Ketika mereka bertanya kenapa sang pangeran begitu teguh. Sang pangeran menjawab, “Aku tidak mungkin melakukan hal-hal menjijikkan seperti itu, karena sejak dilahirkan Aku telah ditakdirkan sebagai seorang raja”.

Dan, apakah hasil dari keteguhan sang pangeran? Dia menjadi sosok yang semakin kuat karismanya. Hingga dia dikukuhkan menjadi Raja Louis XVII. Siapakah yang tidak mengenal kehebatan Raja Louis XVII dalam sejarah? Tidak dipungkiri bahwa dia adalah raja dengan karisma yang luar biasa. Banyak hal yang telah dilakukannya memberikan manfaat kepada bangsanya.
Individu yang berkarisma selalu menunjukkan kekuatan mereka pada hasil terbaik dan mengurangi kekuarangan mereka dengan tetap berpegang pada kejujuran dan kebenaran. Mereka berhasil mengejar mimpi mereka dengan luar biasa. Upaya-upaya yang dilakukannya itu menandakan betapa besar martabatnya.

Selain itu, orang yang berkarisma tidak pernah mengindahkan apa pun perilaku buruk orang lain yang berusaha mempengaruhi cita-citanya. Dia selalu berpikiran murni dan jernih. Sifat-sifat anggun, riang, lapang dada, energi positif, percaya diri, tenang, dan benar di seluruh aspek, selalu memancar dari dirinya.

Dia selalu dapat memposisikan diri seutuhnya dengan baik dimanapun. Dan, hal ini selalu disertai dengan keikhlasan dan perhatian penuh terhadap orang lain atau sekelilingnya, dengan perhatian yang disertai kepedulian. Tidak mengherankan jika orang yang seperti inilah yang disukai banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.