Maukah Anda menjadi pribadi yang
mempunyai karisma yang kuat? Dengan meningkatkan karisma pada diri kita maka
akan membuat semua persoalan menjadi lebih mudah. Keberadaan kita akan di
senangi banyak orang dan kepergian kita akan ditangisi oleh orang-orang yang
terpukau dengan karisma yang ada pada diri kita. Bagaimanakah Cara Memperkuat
Karisma Diri ?
Sebelum memaparkan Cara
Memperkuat Karisma Diri, lebih baik kita ketahui dulu asal mula kata Karisma
itu sendiri. Karisma berasal dari bahasa yunani yang artinya “hadiah dari dewa
agung”. Karisma berkaitan dengan penampilan dari karakteristik pribadi
seseorang yang secara fisik terlihat dari pesona atau pembawaan orang tersebut
dan kepandaiannya dalam berkomunikasi dapat memikat orang lain. Karisma dapat
diperoleh dengan cara belajar dan usaha. Karisma tidak berkaitan dengan cerdas
atau tidaknya seseorang. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Alessadra bahwa
karisma tidak ada kaitannya dengan IQ seseorang ataupun sifat keturunan,
melainkan kemampuan yang bisa didapatkan dari belajar.
Salah satu kunci agar diri Anda
bisa memancarkan karisma adalah ketulusan dan kejujuran. Mungkin kita berpikir
kalau orang lain hanya memperhatikan apa yang kita bicarakan saja, tapi yang
lebih penting adalah orang akan melihat apa yang terlihat dari tubuh kita
ketika kita mengatakan sesuatu dan cara kita mengatakan sesuatu itu dalam nada,
pola, dan kecepatan suara merupakan pokok utama seseorang dalam menangkap pesan
dan kesan dari kita. Inilah yang disebut dengan bahasa tubuh. Seseorang yang
berkarisma terlihat begitu mempesona dengan tampilan yang apa adanya. Ada ketulusan
dan kejujuran yang dapat dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.
Contoh orang berkarisma di negri
ini adalah ir. Soekarno. Perkataannya mampu membuat orang banyak terpukau dan
dia menjadi panutan banyak orang. Coba Anda perhatikan dengan saksama bagaimana
bahasa tubuh orang-orang yang berkarisma itu. Anda akan benar-benar menagkap
apa yang dikatakannya selalu selaras dan sejalan dengan bahasa tubuh yang
tampak darinya. Dalam islam juga kita mengenal adanya pengertian beriman, yaitu
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan beriman adalah membenarkan dengan hati,
mengucapkan dengan lisan, dan melakukan dengan amal perbuatan yang sesuai
dengan yang dibenarkan oleh hati dan lisan tersebut.
Demikianlah yang ada pada diri
orang yang berkarisma. Keyakinannya akan prinsip-prinsip yang dipegangnya
begitu kuat hingga sampai menghasilkan aura yang memancar begitu kuat pula dari
tubuhnya, hingga dapat mempengaruhi dan menundukkan orang lain. Sebagai contoh,
pada saat Women World
Summit di Beijing, yakni pada September 1996 di mana
sejumlah ibu negara dan tokoh-tokoh wanita dunia berkumpul dengan beragam
gemanya. Ditengah kebisingan obrolan antar mereka, mendanak suasana bisa sunyi
hening tatkala seorang ibu tua dengan pakaian sederhana dan badan yang tua
renta berjalan memasuki arena. Siapakah seorang wanita tua renta ini? Dia tidak
lain adalah Ibu Theresa. Sedikit pun tidak ada yang berani bersuara ketika
berada di dekatnya. Bukan karena rasa takut, melainkan karena rasa hormat yang
besar kepada sosoknya.
Biasanya orang yang telah memiliki
karisma kuat akan memiliki kesadaran bahwa harta benda bukanlah satu-satunya
cara untuk mendapatkna kebahagiaan hidup. Harta benda terlalu kecil untuk
dijadikan sebuah tujuan dalam kehidupan ini. Itu sangat mudah diperoleh,
semudah membalikkan telapak tangan. Mengapa mudah mendapatkan harta benda? Karena
kalau menjadi orang yang berkarisma, sudah pasti banyak orang yang akan tunduk
dan patuh pada kita dan masalah harta benda sangat mudah di dapat dari banyak
relasi.
Jika kita masih memenuhi
kehidupan kita dengan keluh-kesah dan caci-maki, apakah mungkin kita akan
dipandang sebagai sosok yang berkarisma? Padahal sudah kita ketahui, jika
seorang yang berkarisma ada di suatu tempat, maka orang yang ada di tempat itu
akan merasa senang. Mereka akan merubung mengelilinginya sambil mendengarkan
setiap kata yang keluar dari mulut orang yang berkarisma itu. Sebaliknya,
apakah mungkin orang yang selalu berkeluh-kesah dan suka mencaci-maki akan
didatangi dan dirubung banyak orang hanya untuk mendengar keluh dan
cari-makinya?. Tidak ada aura baik yang muncul dari orang yang berkeluh kesah
dan mencaci maki. Jika ingin menjadi diri yang berkarisma, tinggalkan cara-cara
hidup negatif seperti ini. Kita jalani kehidupan dengan penuh semangat, dan
selalu memandang dengan pikiran positif di samping dengan kejujuran dan
ketulusan yang telah kita pegang erat.
Orang-orang yang berkarisma
adalah orang yang memiliki kepercayaan diri yang besar dan kepribadian yang
menjadi contoh atau idaman banyak pihak. Dia juga menguasai suatu hal dengan
sangat baik dan dapat melumpuhkan banyak orang tanpa menyakiti, tidak juga
mengancam yang lain. Sekali lagi, keberadaannya disayang dan dinantikan,
sehingga banyak orang akan merasa kehilangan tanpa kehadiran orang tersebut.
Menurut Malik Acid Zahrani dalam
bukunya “Mendongkrak Karisma Diri dengan Ilmu Bahasa Tubuh”, setidaknya ada tujuh
ciri pribadi yang berkarisma, yaitu:
Pertama, sering kali
menjadi orang yang pertama mengambil inisiatif. Cara berpikirnya begitu cepat
dan tanggap terhadap situasi yang terjadi di sekitarnya, sehingga selalu saja
ada inisiatif yang dia munculkan. Pikirannya begitu terlihat cerdas dan cepat
tanggap, hal ini sebenarnya disebabkan mereka benar-benar fokus pada pokok persoalan yang sedang dihadapi. Maka, tidak
mengherankan ketika kita menemui orang yang sebenarnya tidak terlalu pintar
(paling tidak menurut pandangan kita), namun dia begitu terlihat berkarisma. Pikirannya
terlihat cerdas. Selalu saja ada ide yang muncul untuk kepentingan bersama.
Kedua, tidak
tergesa-gesa. Sikapnya begitu tenang sekalipun sedang menghadapi sebuah
persoalan yang rumit dan berat. Ketika ada sebuah persoalan, dia tidak akan
tergesa-gesa mengambil keputusan melainkan akan dipikirkannya matang-matang
persoalan itu. Kemudian, dia juga akan mendengarkan pendapat orang-orang
mengenai persoalan tersebut. Karena, karisma bukanlah hanya mengenai diri kita
sendiri tetapi lebih pada pengaruh kita terhadap orang lain. Dan, pengaruh
tersebut tidak pula hanya berasal dari apa yang kita lakukan dan katakan,
melainkan dapat juga dari apa yang tidak kita lakukan dan tidak kita dapatkan.
Sikap tidak tergesa-gesa, diam,
dan mendengarkan bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa. Ini adalah sikap
sadar dalam gerakan dan tindakan, reaksi dan cara kita berbicara. Maka, diam
dan mendengarkan adlah sebuah sikap pilihan yang bijak, dimana kita
mendengarkan dan berpikir baru bicara atau bertindak melakukan sesuatu.
Ketiga, kokoh dalam
mempertahankan nilai kejujuran dan kebenaran. Inilah sifat yang luar biasa pada
diri orang yang berkarisma. Pendiriannya begitu teguh pada nilai kejujuran dan
kebenaran. Ketika sifat marah muncul dari diri seorang yang berkarisma,
pastilah itu disebabkan adanya nilai-nilai kejujuran dan kebenaran yang
diinjak-injak. Sifat ini pula yang sangat sedikit dimiliki oleh kebanyakan
orang.
Maka, tidak mengherankan jika
kita sering melihat pada sejarah para tokoh di dunia, di mana mereka sering
kali harus mendekam dalam penjara demi mempertahankan sebuah kebenaran yang
diyakininya. Seperti Imam Khomeini, seorang tokoh karismatik Iran. Dalam usianya
yang telah lanjut, dia masih sering keluar masuk penjara, kemudian hidup di
pengasingan. Namun, keteguhannya dalam keyakinan yang dia miliki, tidak membuat
hal itu menghentikan dia dlam usahanya mencapai sebuah tujuan.
Keempat, rendah diri. Orang
yang berkarisma juga tidak segan-segan untuk meminta bantuak kepada yang
lainnya, lalu mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang telah
diterimanya itu. Dia juga tidak segan-segan untuk bertanya akan sebuah
persoalan. Hal ini tidak akan menyebabkan orang beranggapan bahwa dia ‘bodoh’
atau kurang ilmunya. Justru sebaliknya, akan membuat orang merasa senang
karena, pada sisi lain, dia merasa keberadaannya dianggap.
Pada kenyataannya, banyak orang
yang mempunyai rasa sungkan untuk melakukan hal tersebut, dikarenakan adanya
beban pikiran berutang budi atau karena faktor generasi. Barangkali dia takut
jika dianggap bodoh oleh orang lain. Ini adalah sikap yang tidak baik, dan
hanya akan membuat diri kita lebih terperosok.
Sesungguhnya sikap mau bertanya
dan tidak segan-segan meminta bantuan kepada orang lain adalah sebuah sikap
positif yang muncul dari sifat rendah diri. Harus Anda ingat, rendah diri
bukanlah berarti dia benar-benar memiliki ‘diri yang rendah’. Justru rendah
diri menunjukkan sifat keagungan pada dirinya. Inlilah ciri sifat yang ada pada
diri orang yang berkarisma.
Kelima, bersikap adil. Bersikap
benar dan sejajar kepada semua orang, serta tidak membeda-bedakan antara satu
dengan yang lainnya adalah ciri sikap orang yang berkarisma. Karena, sebenarnya
sikap yang tidak membeda-bedakan inilah sikap yang diharapkan oleh semua orang.
Sehingga siapa pun orangnya, sekalipun mereka ada dalam perbedaan-perbedaan
tertentu, akan menjadi bersatu dan sejalan ketika bersama mereka ada seorang
yang berkarisma.
Sampai disini, saya menjadi
teringat dengan sejarah dalam dunia Islam. Ketika para kepala suku berebut
untuk meletakkan batu Hajar Aswad di Ka’bah. Masing-masing kepala suku merasa
yang berhak sebagai peletak batu Hajar Aswad di dinding Ka’bah. Hingga datanglah
nabi Muhammad Aaw., sosok karismatik, untuk menyatukan mereka. Dengan meggelar
surbannya, rasulullah mengajak mereka untuk meletakkan batu Hajar Aswad di atas
surban kemudian bersama-sama meletakkannya di dinding Ka’bah. Itulah keputusan
yang tepat dan diterima oleh semua pihak yang bertentangan. Dan, ini merupakan
sikap yang adil. Sikap yang membuat semua orang ketika itu menjadi lega dan
dengan senang hati menerima hasil keputusannya.
Keenam, bersemangat. Orang
yang berkarisma selalu bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Sikap ini
sangat terlihat jelas dalam bahas tubunya yang positif. Jika dalam keadaan
berdiri, dia akan berdiri dengan tegak, lurus, dan banyak tersenyum. Anda harus
ingat, pada tahap awal, pada umumnya orang terpaku pada yang mereka lihat
daripada apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan. Sehingga, postur yang
baik dan menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi, vitalitas, disiplin, dan
semangat akan memberikan pengaruh tersendiri pada seseorang. Mereka “membaca”
Anda melalui bahasa tubuh Anda dan membuat kesimpulan berdasarkan apa yang
mereka lihat. Itulah yang terjadi.
Kita menemukan sikap yang
demikian ini pada orang-orang yang berkarisma. Bahasa tubuh orang yang
berkarisma selalu menunjukkan semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan. Pada
akhirnya, semangat ini pula yang berpengaruh hebat kepada semua orang di
sekelilingnya sehingga dengan sadar atau tidak, mereka akan menjadi
pengikutnya.
Ketujuh, memiliki empati
yang tinggi. Ketika seorang yang berkarisma berada di tengah kerumunan orang
banyak, maka dia akan memberikan kepada orang-orang itu perhatian penuh dan
adil kepada semua orang. Dia juga akan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh
orang-orang itu. Jika mereka dalam keadaan sedih maka dia akan ikut mersakan
kesedihannya kemudian dia akan berusaha untuk menghibur mereka. Jika mereka
dalam keadaan senang, maka dia akan ikut berbahagia sekalipun dirinya sedang
dirundung kesedihan.
Empati yang tinggi pada seorang
yang berkarisma inilah yang membuat semua orang yang berada di sekelilingnya
menjadi merasa terayomi. Sangat sedikit orang yang memiliki rasa empati ini. Yang
banyak adalah orang yang tidak peduli dengan sekelilingnya atau orang yang
justru bersifat kebalikan dengan “empati”. Dia merasa susah ketika orang lain
senang, dan merasa senang ketika orang lain susah.
Sebuah sifat yang sangat buruk,
dan sangat jauh dari sifat fitrah yang sangat jelas terlihat ketika masa kanak-kanak.
Anda tentu memperhatikan bagaimana sikap seorang balita kecil ketika melihat
ada balita lain menangis, maka dia akan ikut menangis. Dia ikut merasa sedih
atas kesedihan sesamanya. Dan sebaliknya, ketika melihat balita lain
tertawa-tawa gembira maka dia akan itkut tertawa-tawa gembira juga. Itulah sikap
empati. Kita sudah memilikinya sejak kita lahir, bahkan sejak kita ada dalam
kandungan ibu kita. Tetapi, sangat sedikit dari kita yang memperhatikan sikap
mulia ini. Hanya orang-orang yang berkarismalah yang memperhatikan sikap empati
ini. Sehingga, wajar ketika banyak orang yang menjadi pengikutnya dengan sadar
atau tidak.
Ketujuh ciri ini tidak terlepas
dari keteguhan seorang karismatik memegang sebuah prinsip yang diyakininya. Sekalipun
nyawa yang menjadi taruhannya, dia tetap tidak akan tergoyahkan dengan
prinsipnya itu.
Imam Hussein, cucu Rasulullah
Saw. Adalah salah seorang yang berkarisma. Demi prinsip yang sudah mendarah
daging, beliau tetap mengangkat pedang menghadapi pasukan Yazid yang brutal di
Karbala. Imam Hussein memang terbunuh di Karbala, tetapi sikapnya itu telah
membawa efek sampai sekarang walaupun itu sudah terjadi beratus tahun yang
lalu.
Anda bisa melihat, apakah yang
menjadikan masyarakat Iran bersemangat, apakah yang menjadikan masyarakat Iran
bersemangat menggulingkan Shah Pahlevi yang korup selain daripada peristiwa
Karbala? Apakah yang membuat Iran begitu tegar menghadapi ekspansi Irak pada
tahun 80-an sekalipun kondisi negara dalam porak-poranda setelah tergulingnya
Shah Pahlevi, selain daripada peristiwa Karbala? Begitulah pengaruh seorang
yang berkarisma dengan keteguhan prinsipnya.
Ketika Raja Louis XVI digulingkan
dari tahtanya dan dijebloskan ke dalam penjara, putranya yang merupakan
pangeran penerus tahta kerajaan diculik oleh orang-orang yang mengkudeta
kerajaan. Sang pangeran dihadapkan pada hal-hal yang paling menjijikkan secara
moral. Mereka pikir, kika sang pangeran terpengaruh pada godaan duniawi maka ia
tidak akan bisa mencapai takdirnya sebagai raja.
Setiap hari, sang pangeran
disuguhi berbagai makanan yang mewah dengan jumlahnya yang sangat banyak,
minuman anggur, para pelacur yang sangat erotis, bahkan kata-kata jorok dan
kasar yang tidak layak diucapkan oleh bangsawan seperti dia. Hari berganti hari, hingga
akhirnya setelah enam bulan, mereka menyerah. Sang pangeran ternyata tidak
tergoda sedikitpun terhadap godaan dunia. Ketika mereka bertanya kenapa sang
pangeran begitu teguh. Sang pangeran menjawab, “Aku tidak mungkin melakukan
hal-hal menjijikkan seperti itu, karena sejak dilahirkan Aku telah ditakdirkan
sebagai seorang raja”.
Dan, apakah hasil dari keteguhan
sang pangeran? Dia menjadi sosok yang semakin kuat karismanya. Hingga dia
dikukuhkan menjadi Raja Louis XVII. Siapakah yang tidak mengenal kehebatan Raja
Louis XVII dalam sejarah? Tidak dipungkiri bahwa dia adalah raja dengan karisma
yang luar biasa. Banyak hal yang telah dilakukannya memberikan manfaat kepada
bangsanya.
Individu yang berkarisma selalu
menunjukkan kekuatan mereka pada hasil terbaik dan mengurangi kekuarangan
mereka dengan tetap berpegang pada kejujuran dan kebenaran. Mereka berhasil
mengejar mimpi mereka dengan luar biasa. Upaya-upaya yang dilakukannya itu
menandakan betapa besar martabatnya.
Selain itu, orang yang berkarisma
tidak pernah mengindahkan apa pun perilaku buruk orang lain yang berusaha
mempengaruhi cita-citanya. Dia selalu berpikiran murni dan jernih. Sifat-sifat
anggun, riang, lapang dada, energi positif, percaya diri, tenang, dan benar di
seluruh aspek, selalu memancar dari dirinya.
Dia selalu dapat memposisikan
diri seutuhnya dengan baik dimanapun. Dan, hal ini selalu disertai dengan
keikhlasan dan perhatian penuh terhadap orang lain atau sekelilingnya, dengan
perhatian yang disertai kepedulian. Tidak mengherankan jika orang yang seperti
inilah yang disukai banyak orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.