Rabu, 24 September 2014

SKRIPSI : BAB III : Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Prestasi Belajar Fisika Materi Pokok Listrik Dinamis Pada Siswa Kelas X MA NW Korleko Tahun Pembelajaran 2013/2014

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

 A.    Tempat dan Waktu Penelitian
1.        Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di MA NW Korleko kelas X semester genap tahun pembelajaran 2013/2014. Desa Korleko, Kecamatan Labuan haji, Kabupaten Lombok timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
2.        Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama semester genap yaitu dari bulan Januari sampai bulan Juli tahun 2014. Rincian waktu pelaksanakan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Bulan/ tahun 2014
Jan
Feb
Maret
April
Mei
juni
Juli
1
Pengajuan judul






2
Proposal




3
Instrumen






4
Seminar






4
Validasi instrument






5
Pengambilan Data






6
Analisis Data






7
Pelaporan






8
Ujian







B.     Populasi dan Sampel
1.        Populasi
Menurut Sugiyono (2012: 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Kemudian Suharsimi Arikunto (2006: 130) mengatakan “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.
. Kesimpulan dari pendapat para ahli tersebut bahwa populasi adalah objek atau subjek yang
berada pada suatu wilayah atau lokasi dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X Semester genap MA NW Korleko Tahun Pembelajaran 2013/2014.
Tabel 3.2. Keadaan Populasi
Kelas X MA NW Korleko Tahun Pembelajaran 2013/2014
No
Kelas
Jumlah Siswa
1
X A
24
2
X B
24
3
X C
25
Jumlah
73

2.        Sampel Penelitian
Menurut Budi Susetyo (2010: 139) “pengambilan data untuk cara yang pertama dinamakan dengan sensus, sedangkan cara pengambilan data yang kedua dinamakan dengan sampel atau cuplikan”. dijelaskan juga oleh Suharsimi Arikunto (2006: 131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel”. Sampel bukan hanya diambil berdasarkan jumlah subyek semata, namun dilihat juga dari karakteristiknya. Seperti yang dikatakan oleh Sugiyono (2012: 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Nana Syaodih Sukmadinata (2012: 250) juga menjelaskan bahwa “penelitian hanya dilakukan terhadap sekelompok anggota populasi yang mewakili populasi. Kelompok kecil yang secara nyata kita teliti dan tarik kesimpulan dari padanya disebut sampel”. Dari penjelasan para ahli mengenai sampel ini dapat disimpulkan bahwa sampel itu sendiri adalah data yang diambil dari populasi yang kemudian hasil penelitian sampel ini di generalisasikan, sehingga kesimpulannya itu berlaku untuk populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik simple random sampling. Sugiyono (2012: 120) menjelaskan bahwa Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.
Langkah pertama dalam pengambilan sampel yaitu harus homogen, setelah itu pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengundi seluruh kelas populasi. Dari hasil pengundian kelas, keluar sebagai kelas eksperimen adalah kelas X.A dan kelas kontrol adalah kelas X.B.
C.    Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu jenis penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penapsiran dari hasil analisis data. Penelitian kuantitatif dilengkapi dan disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain untuk lebih memperkuat hasil pemahaman sebuah kesimpulan hasil penelitian. Penelitian melibatkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen pada penelitian ini diberikan perlakuan dengan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), sementara kelompok kontrol digunakan metode konvensional/ ceramah. Kedua kelompok tersebut diasumsikan homogen (memiliki kemampuan awal serta tingkat intelegensi yang sama) dan hanya berbeda dalam penggunaan metode pembelajaran. Hasil dari kedua kelompok tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui mana yang lebih baik dan tepat dari kedua metode pembelajaran tersebut pada materi pokok Listrik Dinamis. Bentuk desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan True Experimental Desain yaitu Postest-only control design maksudnya suatu bentuk desain penelitian yang mengukur kemampuan atau prestasi belajar siswa setelah melakukan proses pembelajaran dikarenakan bahwa kemampuan awal siswa pada kedua sampel tersebut sama. Adapun gambaran desain penelitian yang digunakan adalah seperti gambar 3.1 sebagai berikut. 

Gambar 3.1
Skema Desain Penelitian Jenis Random terhadap Subjek

Keterangan:
E  =  kelompok eksperimen
K =  kelompok kontrol
R = penentuan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dilakukan secara  
      random (acak)
X  =  penggunaan model pembelajaran Think Pair Share
O1 = hasil  post test kelas eksperimen
O2 = hasil  post test kelas kontrol
                                                                           (Suharsimi Arikunto, 2010:126) 
D.    Variabel Penelitian
1.        Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi untuk timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif menggunakan tipe Think Pair Share (TPS).
2.         Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa.
E.     Definisi Operasional
1.      Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana peserta didik yang memiliki tingkat kemampuan berbeda, belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen yang berjumlah 4-5 orang. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan memebantu untuk memahami suatu bahan atau materi pembelajaran.
2.      Pembelajaran menggunakan tipe Think Pair Share (TPS)
Pembelajaran menggunakan tipe Think Pair Share (TPS) adalah  jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi atau merangsang pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Fase-fase pembelajaran TPS terdiri atas tiga fase diantaranya berpikir, berpasangan dengan teman sebangku, dan berbagi dengan teman sekelas.
3.      Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.
4.        Listrik Dinamis.
Listrik dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. Cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis dengan cara muatan listrik dibagai waktu. Satuan muatan listrik adalah coulomb dan satuan waktu adalah detik.
F.     Teknik Pengumpulan Data
Menurut Budi Susetyo (2010: 12) “data adalah bentuk jamak dari datum yang berarti ‘banyak’. Data merupakan kumpulan fakta, keterangan, atau angka-angka, yang digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan”. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan dengan tes, yaitu dengan jenis soal pilihan ganda yang dilakukan pada akhir pembelajaran (post test) sebab penelitian hanya mengamati pada aspek kognitif.
 G.      Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 192) instrumen adalah alat bantu yang dipilih atau digunakan peneliti dalam pengumpulan data agar kegiatan tersebut sistematis”. Untuk mendapatkan data yang berkualitas, maka perlu digunakan instrumen penelitian yang benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur
1.        Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran.
Instrumen pembelajaran merupakan keseluruhan alat perlengkapan persiapan proses pembelajaran, biasanya terdiri atas silabus, program tahunan, program semester, KKM, dan RPP. Instrumen pembelajaran ini sangat penting karena sebagai acuan dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh peneliti, berkaitan dengan penelitian ini yang menjadi instrumen pelaksanaan pembelajaran adalah Silabus, RPP dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
a.       Silabus
Silabus adalah suatu rencana pembelajaran pada satuan kelompok mata pelajaran yang berfungsi dalam pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar dari suatu mata pelajaran. Silabus ini merupakan bagian dari kurikulum yang didalamnya mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber  belajar.
b.      Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP adalah rencana pembelajaran suatu mata pelajaran yang didalamnya menggambarkan prosedur pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam standar isi yang sudah dijabarkan dalam silabus. RPP dapat digunakan oleh setiap pengajar sebagai pedoman umum untuk melaksanakan pembelajaran kepada peserta didik, karena di dalamnya berisi petunjuk secara rinci pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang harus diajarkan, kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang harus digunakan. Oleh karena itu, dengan berpedoman pada RPP guru akan dapat mengajar dengan sistematis, tanpa keluar dari tujuan pembelajaran, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya.
c.       Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa (LKS) adalah lembaran kertas yang intinya berisi informasi dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan tugas dan latihan sendiri  atau berkelompok yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pengajaran.
2.     Instrumen Pengambilan Data
Di dalam penelitian ini hanya meneliti aspek kognitif saja sehingga yang dipakai untuk instrumennya adalah tes. Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam menggunakan tes ini peneliti  menggunakan butir-butir soal tes berupa pilihan ganda yang terdiri dari beberapa butir soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, setiap soal dilengkapi dengan lima alternatif pilihan jawaban. Cara penskoran tes ini jika jawaban yang benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0.
Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) diperoleh melalui instrumen. Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang dapat menunjukkan sejumlah data yang diasumsikan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian.
H.      Uji Coba Instrumen Pengambilan Data
1.     Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 211) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Jadi validitas adalah ukuran yang menyatakan tingkat kebenaran suatu alat ukur.  Persoalan validitas instrumen berhubungan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen yang dibuat mampu menggambarkan ciri-ciri, sifat, atau aspek apa saja yang diukur, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dari penjelasan diatas peneliti menggunakan validitas tes karena penelitian hanya mengukur aspek kognitif atau tingkat pengetahuannya. Dalam hal ini validitas yang peneliti gunakan adalah korelasi Product moment dengan angka kasar, dinyatakan dengan rumus:         
                                                                     (3.1)                                               
Keterangan :
    = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑XY    = Jumlah perkalian X dengan Y
∑X      = Jumlah nilai variable X
∑Y      = Jumlah nilai variable Y
∑X2     = Jumlah kuadrat nilai variabel  X
∑Y2     = Jumlah kuadrat nilai variabel  Y
(∑X2)  = Jumlah nilai variable X dikuadratkan
(∑Y2)  = Jumlah nilai variable Y dikuadratkan
N         = Jumlah responden       
(Suharsimi Arikunto, 2010: 213)
Nilai rxy  akan dikonsultasikan dengan tabel r product moment, kriteria harga dari rxy  pada taraf signifikan 5 % adalah:
a)      Jika rxy > rtabel : maka soal tersebut dikatakan valid
b)      Jika rxy < rtabel : maka soal tersebut dikatakan tidak valid

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan maka, didapatkan soal yang valid berjumlah 23 dari 30 soal yang di uji cobakan. Hasil perhitungannya secara lengkap terlampir pada lampiran. perinciannya tampak seperti pada tabel 3.3 berikut.
                 Tabel 3.3. Hasil Validitas Tes Kognitif
Keputusan
Indikator
jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Valid
1
4
3,10,12
5,6
7
13
14,15,16
17,18,20,25
21,22,23,24,26,28,30
23
Tidak valid


2,11

8,9
27


19,29
7
Jumlah
1
1
5
2
3
2
3
4
9
30
 2.      Reliabilitas Instrumen
Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini persamaan untuk menghitung reliabilitas tes dengan menggunakan rumus K-R 20 sebagai berikut:
                                                                                          (3.2)
Keterangan:
r11  = reliabilitas instrumen
k    = banyaknya butir pertanyaan
Vt = varians total
 p =  proporsi subjek yang menjawab betul pada satu butir (proporsi subjek yang
mendapat skor1).
q  =   proporsi subjek yang menjawab salah pada suatu butir soal (proporsi subjek
yang mendapat skor 0).
 (Suharsimi Arikunto, 2010: 231)
Adapun kriteria realibilitas suatu instrumen itu baik atau buruk ditunjukkan pada tabel 3.4 sebagai berikut.
Tabel 3.4. Kriteria Reliabilitas Tes
Nilai Reliabilitas
Interprestasi
0,00 ≤ r < 0,19
Sangat Rendah
0,19 ≤ r < 0,38
Rendah
0,38 ≤ r < 0,58
Cukup
0,58 ≤ r < 0,78
Tinggi
0,78 ≤ r < 1,00
Sangat Tinggi

Setelah dilakukan perhitungan terhadap reliabilitas instrumen, diperoleh    = 0,8485. Artinya hasil ini membuktikan reliabilitas instrumen sangat tinggi. Hasil perhitungan secara lengkapnya terlampir pada lampiran.
3.      Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkuannya. Menurut Guttman dalam Sumarna Surapranata (2009: 21) menyatakan bahwa ”tingkat kesukaran merupakan salah satu karakteristik butir soal yang dapat menunjuk kualitas butir soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang atau sukar”. Indeks tingkat kesukaran butir soal bergerak antara 0,00 sampai dengan 1.00. Indeks tingkat kesukaran butir soal (P) = 0,00 akan tercapai apabila seluruh peserta tes tidak ada yang menjawab dengan benar dan indeks tingkat kesukaran butir soal (P) = 1,00 akan tercapai apabila semua peserta tes dapat menjawab dengan benar. Besarnya indeks kesukaran butir soal, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
                                                                                                                           (3.3)
Keterangan :
P     = Indeks kesukaran
B     = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS    = Jumlah seluruh siswa
Adapun kriteria tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5. Kriteria Tingkat Kesukaran
Rentang Tingkat Kesukaran (TK)
Kriteria
0,00 – 0,32
Sukar
0,33 – 0,66
Sedang
0,67 – 1,00
Mudah
Dari hasil analisis yang di lakukan, maka didapatkan hasil seperti pada tabel 3.6 berikut. Hasil secara lengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 3.6. Hasil Derajat Kesukaran
Keputusan
Indikator
jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sukar 




8



19,22,26,29
5
Sedang

4
10,11,12
6
7,9
13,27
14,15
17,18,20
21,30
16
Mudah
1

2,3
5


16
25
23,24,28
9
Jumlah
1
1
5
2
3
2
3
4
9
30

4.      Daya Beda
Daya pembeda tes adalah kemampuan tes dalam memisahkan antara subyek yang tergolong prestasinya tinggi dengan subyek yang prestasinya rendah. Daya pembeda harus diusahakan positif dan setinggi mungkin. Daya beda butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
                                                                                     (3.4)
Keterangan :
DB      = Daya Pembeda
BA   = Banyak siswa kelompok atas yang menjawab benar
BB   = Banyak siswa kelompok bawah yang menjawab benar
JA    = Jumlah siswa kelompok atas
JB   = Jumlah siswa kelompok bawah
Adapun kriteria daya beda (DB) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.7. Kriteria Daya Beda
Nilai DB
Kriteria
DB: negative
Tidak Baik
0,00 ≤ DB ≤ 0,19
Kurang Baik
0,20 ≤ DB ≤ 0,39
Cukup
0,40 ≤ DB ≤ 0,69
Baik
0,70 DB
Baik Sekali
 Besar kecilnya sebuah butir soal menunjukkan tinggi rendahnya daya untuk membedakan kemampuan peserta uji kelompok tinggi dan kelompok rendah. Semakin tinggi indeks yang dimiliki oleh sebuah butir soal, akan semakin baik butir soal yang bersangkutan karena mempunyai daya untuk membedakan kemampuan peserta kedua kelompok itu.
Dari analisis yang di lakukan, maka didapatkan hasil seperti pada tabel 3.8 berikut. Hasil perhitungan secara lengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 3.8. Hasil Daya Pembeda
Keputusan
Indikator
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tidak baik








19
1
Kurang
1

11

9

14
17
29
6
Cukup


2
5
8
27
16
20,25
21,22,24,26,30
12
Baik

4
3,10,12
6
7
13
15
18
23,28
11
Baik sekali










Jumlah
1
1
5
2
3
2
3
4
9
30

I.       Teknik Analisis Data
1.      Uji Prasyarat Analisis
Analisis data dilakukan untuk mengetahui kebenaran hipotesis yang diajukan. Pengujian asumsi dilakukan untuk mengetahui apakah data yang tersedia dapat dianalisis dengan statisitik parametrik atau non parametrik. Berkaitan dengan statistik yang digunakan untuk  analisis data dalam penelitian ini maka uji asumsi yang dilakukan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
a.       Uji Normalitas
Pembuktian normalitas data dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis dengan statistik telah menghampiri data normal. Pengujian normalitas penting sebelum dilanjutkan uji hipotesis. Pengujian normalitas dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat (chi- square) sebab variabel yang dikorelasikan berbentuk kategori (gejala ordinal) artinya ada tidaknya pengaruh  antara variabel tersebut dapat dilihat dari signifikasi perbedaan frekuensi yang diobservasi yakni f0 (frekuensi yang diperoleh berdasarkan data), dengan frekuensi yang diharapkan fh. Rumus menghitung Chi-kuadrat adalah: 

                                                                                                   (3.5)
(Suharsimi Arikunto, 2010:333)
Keterangan :
  : Untuk menguji signifikansi perbedaan frekuensi yang diobservasi
   : Frekuensi yang diperoleh berdasarkan data
   : Frekuensi yang diharapkan.
Berdasarkan rumus diatas, apabila  dengan interval kepercayaan 95% dan taraf signifikansi 0,05 maka data tersebut normal. Jika sebaliknya  maka data tersebut tidak normal.
b.      Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data yang digunakan dalam  penelitian ini homogen atau tidak homogen. Salah satu teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok adalah dengan varians. Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individual terhadap rata-rata kelompok. Varians untuk sampel disimbolkan dengan S2 dan standar deviasi sampel diberi simbol S. Pengujian homogenitas menggunakan uji-F dengan rumus sebagai berikut:
                                                                                                                    (3.6)
(Sugiyono, 2010:140)
Keterangan :
F    = Koefisien
 = Varians Terbesar
 = Varians Terkecil
Varians data akan Homogen apabila diperoleh criteria Fhitung < Ftabel . jika sebaliknya apabila Fhitung  Ftabel maka Varians data tidak Homogen.
2.      Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Suharsimi Arikunto, 2010: 110). Dengan demikian hipotesis-hipotesis yang diasumsikan kemungkian ada dua yaitu sebagai berikut.
Ho :       Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap prestasi belajar fisika materi pokok Listrik Dinamis pada Siswa kelas X MA NW Korleko tahun pembelajaran 2013/2014.
Ha :      Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap prestasi belajar fisika materi pokok Listrik Dinamis pada Siswa kelas X MA NW Korleko tahun pembelajaran 2013/2014.
Untuk pengujian hipotesis penelitian digunakan uji t dua pihak pada tes akhir belajar dengan taraf signifikan 5% dengan ketentuan:
a.    Ha diterima jika thitung ≥ ttabel atau - thitung ≤ - ttabel
b.    Ho diterima Jika thitung < - ttabel atau thitung > ttabel
Digunakan persamaan polled varian adalah sebagai berikut:
                                                                                (3.7)                                                                                                           Dengan,                                                                                             
                                                                                (3.8)

Keterangan :
     : Rata-rata prestasi siswa kelas eksperimen
    : Rata-rata prestasi siswa kontrol
      : Jumlah siswa kelas eksperimen
     : Jumlah siswa kelas kontrol
    : Standar deviasi kelas eksperimen
   : Standar deviasi kelas kontrol
                                                                                               (Sugiyono, 2010: 138)

BACA JUGA :
ABSTRAK
BAB I
BAB II
BAB IV dan V


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.