BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu
Penelitian
1.
Tempat
Penelitian
Penelitian ini bertempat di MA NW Korleko kelas X semester genap tahun
pembelajaran 2013/2014. Desa Korleko, Kecamatan Labuan haji, Kabupaten Lombok
timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
2.
Waktu
Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan selama semester genap yaitu
dari
bulan Januari
sampai bulan Juli
tahun 2014. Rincian waktu pelaksanakan
penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
No
|
Kegiatan
|
Bulan/ tahun 2014
|
||||||
Jan
|
Feb
|
Maret
|
April
|
Mei
|
juni
|
Juli
|
||
1
|
Pengajuan judul
|
√
|
||||||
2
|
Proposal
|
√
|
√
|
√
|
||||
3
|
Instrumen
|
√
|
||||||
4
|
Seminar
|
√
|
||||||
4
|
Validasi instrument
|
√
|
||||||
5
|
Pengambilan Data
|
√
|
||||||
6
|
Analisis Data
|
√
|
||||||
7
|
Pelaporan
|
√
|
||||||
8
|
Ujian
|
√
|
B.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Menurut Sugiyono (2012: 117) “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Kemudian Suharsimi Arikunto (2006: 130)
mengatakan “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.
. Kesimpulan dari pendapat para ahli tersebut bahwa populasi adalah objek atau subjek yang
berada pada suatu wilayah atau lokasi dan memenuhi
syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi
dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X
Semester genap MA NW Korleko Tahun
Pembelajaran 2013/2014.
Tabel 3.2. Keadaan Populasi
Kelas X MA NW Korleko Tahun Pembelajaran 2013/2014
No
|
Kelas
|
Jumlah Siswa
|
1
|
X A
|
24
|
2
|
X B
|
24
|
3
|
X C
|
25
|
Jumlah
|
73
|
2.
Sampel
Penelitian
Menurut Budi Susetyo (2010: 139) “pengambilan data
untuk cara yang pertama dinamakan dengan sensus, sedangkan cara pengambilan
data yang kedua dinamakan dengan sampel atau cuplikan”. dijelaskan juga oleh Suharsimi
Arikunto (2006: 131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan
hasil penelitian sampel”. Sampel bukan hanya diambil berdasarkan jumlah subyek semata,
namun dilihat juga dari karakteristiknya. Seperti yang dikatakan oleh Sugiyono
(2012: 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut”. Nana Syaodih Sukmadinata (2012: 250) juga menjelaskan
bahwa “penelitian hanya dilakukan terhadap sekelompok anggota populasi yang
mewakili populasi. Kelompok kecil yang secara nyata kita teliti dan tarik
kesimpulan dari padanya disebut sampel”. Dari penjelasan para ahli mengenai
sampel ini dapat disimpulkan bahwa sampel itu sendiri adalah data yang diambil
dari populasi yang kemudian hasil penelitian sampel ini di generalisasikan,
sehingga kesimpulannya itu berlaku untuk populasi.
Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik simple
random sampling. Sugiyono (2012: 120)
menjelaskan bahwa “Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari
populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu”.
Langkah pertama dalam pengambilan sampel
yaitu harus homogen, setelah itu pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengundi seluruh kelas populasi. Dari hasil pengundian
kelas, keluar sebagai kelas eksperimen adalah kelas X.A dan kelas kontrol
adalah kelas X.B.
C.
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu jenis
penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data, serta penapsiran dari hasil analisis data. Penelitian
kuantitatif dilengkapi dan disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau
tampilan lain untuk lebih memperkuat hasil pemahaman sebuah kesimpulan hasil
penelitian. Penelitian melibatkan
kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen pada
penelitian ini diberikan perlakuan dengan pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), sementara kelompok
kontrol digunakan metode
konvensional/ ceramah. Kedua kelompok tersebut diasumsikan homogen (memiliki
kemampuan awal serta tingkat intelegensi
yang sama) dan hanya berbeda dalam
penggunaan metode pembelajaran. Hasil dari kedua kelompok tersebut kemudian dibandingkan
untuk mengetahui mana yang lebih baik dan tepat dari kedua metode pembelajaran
tersebut pada materi pokok Listrik Dinamis. Bentuk
desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan True Experimental Desain yaitu Postest-only control design maksudnya suatu bentuk
desain penelitian yang mengukur kemampuan atau prestasi belajar siswa setelah
melakukan proses pembelajaran dikarenakan bahwa kemampuan awal siswa pada kedua
sampel tersebut sama. Adapun gambaran desain penelitian yang digunakan adalah
seperti gambar 3.1 sebagai berikut.
Gambar 3.1
Skema
Desain Penelitian Jenis Random
terhadap Subjek
Keterangan:
E = kelompok eksperimen
K = kelompok
kontrol
R = penentuan
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dilakukan secara
random
(acak)
X =
penggunaan model pembelajaran Think Pair Share
O1 = hasil
post test kelas eksperimen
O2 = hasil post test kelas kontrol
(Suharsimi Arikunto, 2010:126)
D.
Variabel
Penelitian
1.
Variabel
Bebas
Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi
untuk timbulnya
variabel terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif menggunakan tipe Think Pair Share (TPS).
2.
Variabel
Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel
terikat dalam penelitian ini
adalah prestasi belajar siswa.
E. Definisi Operasional
1. Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran
kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana peserta didik yang memiliki
tingkat kemampuan berbeda, belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang
heterogen yang berjumlah 4-5 orang. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap
anggota saling bekerjasama dan memebantu untuk memahami suatu bahan atau materi
pembelajaran.
2.
Pembelajaran menggunakan tipe Think Pair Share (TPS)
Pembelajaran menggunakan tipe Think Pair Share (TPS) adalah jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi atau merangsang pola interaksi
siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Fase-fase
pembelajaran TPS terdiri atas tiga fase diantaranya berpikir,
berpasangan dengan teman sebangku, dan berbagi dengan teman sekelas.
3.
Prestasi Belajar
Prestasi
belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.
4.
Listrik Dinamis.
Listrik
dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. Cara mengukur kuat arus pada
listrik dinamis dengan cara muatan listrik dibagai waktu. Satuan muatan listrik
adalah coulomb
dan satuan waktu adalah detik.
F. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Budi
Susetyo (2010: 12) “data adalah bentuk jamak dari datum yang berarti ‘banyak’. Data merupakan kumpulan fakta,
keterangan, atau angka-angka, yang digunakan sebagai dasar untuk menarik
kesimpulan”. Dalam penelitian
ini teknik pengumpulan data yang digunakan dengan tes, yaitu dengan jenis soal pilihan ganda yang dilakukan pada akhir pembelajaran (post test) sebab penelitian hanya mengamati pada aspek
kognitif.
G.
Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 192) “instrumen
adalah alat bantu yang dipilih atau digunakan peneliti dalam pengumpulan data
agar kegiatan tersebut sistematis”. Untuk mendapatkan data yang berkualitas, maka
perlu digunakan instrumen penelitian yang benar-benar dapat mengukur apa yang
ingin diukur
1.
Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran.
Instrumen
pembelajaran merupakan keseluruhan alat perlengkapan persiapan proses
pembelajaran, biasanya terdiri atas silabus, program tahunan, program semester,
KKM, dan RPP. Instrumen pembelajaran ini sangat penting karena sebagai acuan
dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh peneliti, berkaitan
dengan penelitian ini yang menjadi instrumen pelaksanaan pembelajaran adalah
Silabus, RPP dan
Lembar Kerja Siswa (LKS).
a. Silabus
Silabus
adalah suatu rencana pembelajaran pada satuan kelompok mata pelajaran yang berfungsi dalam pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar dari suatu
mata pelajaran. Silabus ini merupakan bagian dari kurikulum yang didalamnya
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar.
b.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP
adalah rencana pembelajaran suatu mata pelajaran yang didalamnya menggambarkan
prosedur pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang telah
ditetapkan dalam standar isi yang sudah dijabarkan dalam silabus. RPP dapat
digunakan oleh setiap pengajar sebagai pedoman umum untuk melaksanakan
pembelajaran kepada peserta didik, karena di dalamnya berisi petunjuk secara
rinci pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang
harus diajarkan, kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang harus
digunakan. Oleh karena itu, dengan berpedoman pada RPP guru akan dapat mengajar
dengan sistematis, tanpa keluar dari tujuan pembelajaran, ruang
lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi
yang seharusnya.
c.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa (LKS)
adalah lembaran kertas yang intinya berisi informasi dan instruksi dari guru
kepada siswa agar dapat mengerjakan
tugas dan latihan sendiri atau berkelompok yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan
pengajaran.
2.
Instrumen Pengambilan Data
Di dalam penelitian ini hanya meneliti aspek kognitif saja sehingga yang dipakai untuk instrumennya adalah
tes. Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam menggunakan tes ini peneliti menggunakan butir-butir soal tes berupa
pilihan ganda yang terdiri dari beberapa butir soal yang berkaitan dengan
materi yang diajarkan, setiap soal dilengkapi dengan lima alternatif pilihan
jawaban. Cara penskoran tes ini jika jawaban yang benar diberi skor 1 dan yang
salah diberi skor 0.
Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan,
sebab data yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah)
diperoleh melalui instrumen. Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang
dapat menunjukkan sejumlah data yang diasumsikan dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian.
H.
Uji Coba Instrumen Pengambilan Data
1.
Uji
Validitas
Menurut
Suharsimi
Arikunto (2010: 211) “Validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen”. Jadi validitas
adalah ukuran yang menyatakan tingkat kebenaran suatu alat ukur. Persoalan validitas instrumen berhubungan dengan pertanyaan, apakah suatu
instrumen yang dibuat mampu menggambarkan ciri-ciri, sifat, atau aspek apa saja
yang diukur, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dari penjelasan diatas
peneliti menggunakan validitas tes karena penelitian hanya mengukur aspek
kognitif atau tingkat pengetahuannya. Dalam hal ini validitas yang peneliti
gunakan adalah korelasi Product moment
dengan angka kasar, dinyatakan dengan
rumus:
Keterangan :
∑XY = Jumlah perkalian X
dengan Y
∑X = Jumlah nilai variable
X
∑Y = Jumlah nilai variable
Y
∑X2 = Jumlah kuadrat nilai variabel X
∑Y2 = Jumlah
kuadrat nilai variabel Y
(∑X2) = Jumlah nilai
variable X dikuadratkan
(∑Y2) = Jumlah nilai
variable Y dikuadratkan
N = Jumlah responden
(Suharsimi
Arikunto, 2010: 213)
Nilai rxy akan
dikonsultasikan dengan tabel r product moment, kriteria harga dari rxy pada taraf signifikan 5 % adalah:
a)
Jika rxy > rtabel
: maka soal tersebut dikatakan valid
b) Jika
rxy < rtabel : maka soal tersebut dikatakan tidak
valid
Berdasarkan hasil perhitungan yang
dilakukan maka, didapatkan soal yang valid berjumlah 23 dari 30 soal yang di uji cobakan. Hasil perhitungannya secara lengkap terlampir pada lampiran. perinciannya tampak seperti pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3. Hasil Validitas Tes Kognitif
Keputusan
|
Indikator
|
jumlah
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
||
Valid
|
1
|
4
|
3,10,12
|
5,6
|
7
|
13
|
14,15,16
|
17,18,20,25
|
21,22,23,24,26,28,30
|
23
|
Tidak valid
|
2,11
|
8,9
|
27
|
19,29
|
7
|
|||||
Jumlah
|
1
|
1
|
5
|
2
|
3
|
2
|
3
|
4
|
9
|
30
|
2. Reliabilitas Instrumen
Suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini persamaan untuk menghitung reliabilitas tes dengan
menggunakan rumus K-R 20 sebagai berikut:
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Vt
= varians total
p = proporsi
subjek yang menjawab betul pada satu butir (proporsi subjek yang
mendapat skor1).
q = proporsi subjek yang menjawab salah pada suatu butir soal (proporsi
subjek
yang mendapat skor 0).
Adapun
kriteria realibilitas suatu instrumen itu baik atau buruk ditunjukkan pada tabel 3.4 sebagai berikut.
Tabel 3.4. Kriteria Reliabilitas Tes
Nilai
Reliabilitas
|
Interprestasi
|
0,00 ≤ r
|
Sangat Rendah
|
0,19 ≤ r
|
Rendah
|
0,38 ≤ r
|
Cukup
|
0,58 ≤ r
|
Tinggi
|
0,78 ≤ r
|
Sangat Tinggi
|
Setelah dilakukan perhitungan terhadap reliabilitas instrumen,
diperoleh
= 0,8485. Artinya hasil ini
membuktikan reliabilitas instrumen sangat tinggi. Hasil perhitungan secara
lengkapnya terlampir pada lampiran.
3.
Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal
yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah
tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi
putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar
jangkuannya. Menurut Guttman dalam Sumarna Surapranata (2009: 21) menyatakan
bahwa ”tingkat kesukaran merupakan salah satu karakteristik butir soal yang
dapat menunjuk kualitas butir soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang atau
sukar”. Indeks tingkat kesukaran butir soal bergerak antara 0,00 sampai dengan
1.00. Indeks tingkat kesukaran butir soal (P) = 0,00 akan tercapai apabila
seluruh peserta tes tidak ada yang menjawab dengan benar dan indeks tingkat
kesukaran butir soal (P) = 1,00 akan tercapai apabila semua peserta tes dapat
menjawab dengan benar. Besarnya indeks kesukaran butir soal, dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
(3.3)
Keterangan :
P =
Indeks kesukaran
B =
Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS =
Jumlah seluruh siswa
Adapun kriteria tingkat kesukaran butir
soal adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5. Kriteria
Tingkat Kesukaran
Rentang Tingkat Kesukaran (TK)
|
Kriteria
|
0,00 – 0,32
|
Sukar
|
0,33 – 0,66
|
Sedang
|
0,67 – 1,00
|
Mudah
|
Dari hasil analisis yang di
lakukan, maka didapatkan hasil seperti pada tabel 3.6 berikut. Hasil secara lengkapnya dapat dilihat
pada lampiran.
Tabel 3.6. Hasil Derajat Kesukaran
Keputusan
|
Indikator
|
jumlah
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
||
Sukar
|
8
|
19,22,26,29
|
5
|
|||||||
Sedang
|
4
|
10,11,12
|
6
|
7,9
|
13,27
|
14,15
|
17,18,20
|
21,30
|
16
|
|
Mudah
|
1
|
2,3
|
5
|
16
|
25
|
23,24,28
|
9
|
|||
Jumlah
|
1
|
1
|
5
|
2
|
3
|
2
|
3
|
4
|
9
|
30
|
4.
Daya Beda
Daya pembeda tes
adalah kemampuan tes dalam memisahkan antara subyek yang tergolong prestasinya
tinggi dengan subyek yang prestasinya rendah. Daya pembeda harus diusahakan
positif dan setinggi mungkin. Daya beda butir soal dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
DB = Daya Pembeda
BA =
Banyak siswa kelompok atas yang menjawab benar
BB =
Banyak siswa kelompok bawah yang menjawab benar
JA =
Jumlah siswa kelompok atas
JB = Jumlah siswa kelompok bawah
Adapun kriteria daya beda (DB) dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.7. Kriteria
Daya Beda
Nilai DB
|
Kriteria
|
DB: negative
|
Tidak Baik
|
0,00 ≤ DB ≤ 0,19
|
Kurang Baik
|
0,20 ≤ DB ≤ 0,39
|
Cukup
|
0,40 ≤ DB ≤ 0,69
|
Baik
|
0,70
|
Baik Sekali
|
Dari analisis yang di lakukan, maka didapatkan hasil seperti pada tabel 3.8 berikut. Hasil perhitungan
secara lengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 3.8. Hasil Daya Pembeda
Keputusan
|
Indikator
|
Jumlah
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
||
Tidak baik
|
19
|
1
|
||||||||
Kurang
|
1
|
11
|
9
|
14
|
17
|
29
|
6
|
|||
Cukup
|
2
|
5
|
8
|
27
|
16
|
20,25
|
21,22,24,26,30
|
12
|
||
Baik
|
4
|
3,10,12
|
6
|
7
|
13
|
15
|
18
|
23,28
|
11
|
|
Baik sekali
|
||||||||||
Jumlah
|
1
|
1
|
5
|
2
|
3
|
2
|
3
|
4
|
9
|
30
|
I. Teknik Analisis Data
1.
Uji Prasyarat Analisis
Analisis
data dilakukan untuk mengetahui kebenaran hipotesis yang diajukan. Pengujian asumsi dilakukan untuk
mengetahui apakah data yang tersedia dapat dianalisis dengan statisitik
parametrik atau non parametrik. Berkaitan dengan statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini maka uji
asumsi yang dilakukan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Pembuktian normalitas data dimaksudkan untuk menguji
apakah data yang dianalisis dengan statistik telah menghampiri data normal.
Pengujian normalitas penting sebelum dilanjutkan uji hipotesis. Pengujian
normalitas dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat (chi- square) sebab variabel yang dikorelasikan berbentuk kategori
(gejala ordinal) artinya ada tidaknya pengaruh
antara variabel tersebut dapat dilihat dari signifikasi perbedaan
frekuensi yang diobservasi yakni f0
(frekuensi yang diperoleh berdasarkan data), dengan frekuensi yang diharapkan fh. Rumus menghitung
Chi-kuadrat adalah:
(Suharsimi Arikunto, 2010:333)
Keterangan :
Berdasarkan
rumus diatas, apabila
dengan interval
kepercayaan 95% dan taraf signifikansi 0,05 maka data tersebut normal. Jika sebaliknya
maka data tersebut tidak normal.
b.
Uji
Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua
data yang digunakan dalam penelitian ini
homogen atau tidak homogen. Salah satu teknik statistik yang digunakan untuk
menjelaskan homogenitas kelompok adalah dengan varians. Varians merupakan
jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individual terhadap rata-rata
kelompok. Varians untuk sampel disimbolkan dengan S2 dan standar
deviasi sampel diberi simbol S. Pengujian homogenitas menggunakan uji-F dengan
rumus sebagai berikut:
(Sugiyono, 2010:140)
Keterangan :
F = Koefisien
Varians data akan Homogen apabila diperoleh criteria Fhitung < Ftabel . jika sebaliknya apabila Fhitung
Ftabel maka Varians data tidak
Homogen.
2.
Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Suharsimi Arikunto, 2010:
110). Dengan demikian hipotesis-hipotesis yang diasumsikan kemungkian ada dua
yaitu sebagai berikut.
Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap prestasi
belajar fisika materi pokok Listrik Dinamis pada Siswa kelas X MA NW Korleko
tahun pembelajaran 2013/2014.
Ha : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap prestasi belajar fisika materi
pokok Listrik Dinamis pada Siswa kelas X MA NW Korleko tahun pembelajaran
2013/2014.
Untuk pengujian
hipotesis penelitian digunakan uji t dua pihak pada tes akhir belajar dengan
taraf signifikan 5% dengan ketentuan:
a.
Ha
diterima jika thitung ≥ ttabel atau - thitung ≤ - ttabel
b.
Ho
diterima Jika thitung < - ttabel atau thitung > ttabel
Digunakan
persamaan polled varian adalah sebagai berikut:
Keterangan :
(Sugiyono, 2010: 138)
BACA JUGA :
ABSTRAK
BAB I
BAB II
BAB IV dan V
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.