Rabu, 24 September 2014

SKRIPSI : BAB IV dan V : Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Prestasi Belajar Fisika Materi Pokok Listrik Dinamis Pada Siswa Kelas X MA NW Korleko Tahun Pembelajan 2013/2014

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, data hasil prestasi siswa diperoleh dari post test yang diberikan kepada dua kelas sebagai sampel. Kelas X.A sebagai kelas eksperimen dan kelas X.B sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) dan kelas kontrol diterapkan model pembelajaran Konvensional. Hasil prestasi belajar siswa dapat dilihat pada lampiran. Namun, untuk lebih jelasnya berikut disajikan data hasil post tes kelompok Think Pair Share (TPS) dan konvensional pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1. Deskripsi Data Post-Test Prestasi Belajar Siswa
Kelompok
Jumlah Siswa
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-Rata
Standar Deviasi
TPS
24
90
45
69,17
11,776
Konvensional
24
80
40
59,21
8,673


Berdasarkan tabel 4.1 tampak jumlah data, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi dari nilai prestasi belajar siswa baik yang diajarkan dengan TPS maupun kelas yang diajarkan dengan Konvensional. Data prestasi belajar mendeskripsikan bahwa untuk kelompok TPS dan Konvensional dengan jumlah siswa kelas TPS 24 dan kelas Konvensional 24 memiliki nilai rata-rata masing-masing kelompok tersebut adalah 69,17 untuk kelas TPS dan 59,21 untuk kelas Konvensional. Dari data tabel terlihat bahwa untuk kelas TPS, nilai tertinggi prestasi belajarnya adalah 90, nilai terendah 45, nilai rata-rata 69,17 dan nilai standar deviasinya adalah 11,776. Sedangkan untuk kelas Konvensional nilai tertinggi adalah 80, nilai terendah 40, nilai rata-rata 59,21 dan nilai standar deviasinya adalah 8,673. Berdasarkan
data tersebut, maka nilai rata-rata siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) lebih tinggi daripada nilai rata-rata siswa yang diajarkan dengan Konvensional. Penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol juga dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Untuk distribusi frekuensi nilai tes akhir kelas eksperimen disajikan dalam tabel 4.2 dibawah ini.
Kelas
Interval
Nilai
Tengah
Frekuensi
45-52
48,5
2
53-60
56,5
4
61-68
64,5
5
69-76
72,5
7
77-84
80,5
3
85-92
88,5
3
Jumlah
24

Dari tabel 4.2 di atas terlihat bahwa frekuensi terbesar terletak pada nilai tengah 72,5. Ini berarti nilai paling banyak yaitu pada interval nilai 69 - 76 dengan banyak frekuensi 7 yang berarti bahwa terdapat 7 siswa yang mendapatkan nilai pada kisaran 69 – 76, dan frekuensi terendah berada pada interval 4552 dengan banyak frekuensi 2 yang berarti bahwa terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai pada kisaran 4552. Nilai rata-rata siswa 69,17 terletak pada interval 61 – 68 pada nilai tengah 64,5 dengan frekuensi 5. Prestasi belajar siswa cenderung terdistribusi di atas rata-rata, dan sebagian lainnya terdistribusi di bawah rata-rata. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam histogram yang ditunjukkan oleh gambar 4.1 sebagai berikut.

Untuk distribusi frekuensi nilai test akhir kelas kontrol disajikan pula dalam tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Post-Test Kelas Kontrol
Kelas
Interval
Nilai
Tengah
Frekuensi
40-46
43
2
47-53
50
5
54-60
57
8
61-67
64
4
68-74
71
3
75-81
78
2
Jumlah
24

Dari tabel 4.3 di atas terlihat bahwa frekuensi terbesar terletak pada nilai tengah 57. Ini berarti nilai paling banyak yaitu pada interval nilai 54 - 60 dengan banyak frekuensi 8 yang berarti bahwa terdapat 8 siswa yang mendapatkan nilai pada kisaran 54 - 60, dan frekuensi terendah berada pada interval 4046 dan 75 – 81 dengan banyak frekuensi masing-masing 2 yang berarti bahwa terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai pada kisaran 4046 dan 75 – 81. Nilai rata-rata siswa 59,21 terletak pada interval 54 – 60 pada nilai tengah 57 dengan frekuensi 8. Prestasi belajar siswa cenderung terdistribusi di atas rata-rata, dan sebagian lainnya terdistribusi di bawah rata-rata. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam histogram yang ditunjukkan oleh gambar 4.2 sebagai berikut.


A.  Analisis Data
1.    Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum hipotesis dalam penelitian ini diuji terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis dalam hal ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas data. Penjelasan lebih detail tentang uji normalitas data dan uji homogenitas data sebagai berikut.
a.    Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah antara kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi- kuadrat. Data yang digunakan untuk uji normalitas diambil dari hasil tes akhir masing-masing kelompok, dari data tersebut dilakukan perhitungan sehingga didapatkan hasil secara ringkas terlihat pada tabel 4.4 berikut dan untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.4 uji normalitas data tes akhir
Kelas


Kriteria
Eksperimen
1,365
7,815
Normal
Kontrol
3,065
7,815
Normal

Dari tabel di atas untuk kelompok eksperimen menunjukkan bahwa harga  hitung  adalah 1,365 sementara  harga kritik tabel  adalah 7,815  karena tabel >hitung maka dapat disimpulkan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal sedangkan untuk kelompok kontrol harga adalah 3,065 sementara harga kritik tabel adalah 7,815 karena tabel >hitung  maka dapat disimpulkan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b.    Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari sampel yang sama (homogen). Data yang digunakan untuk menentukan homogen atau tidaknya kedua kelompok diambil dari hasil tes akhir untuk masing-masing kelompok. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung sama dengan 1,84 dan Ftabel sama dengan 2,02. Berdasarkan kriteria yang ada yaitu apabila Fhitung < Ftabel maka kedua kelompok tersebut berasal dari sampel homogen, artinya kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 23.
2.    Uji Hipotesis
Setelah terpenuhi persyaratan analisis tersebut, maka dapat dilakukan uji hipotesis guna memenuhi apakah hipotesis yang telah di ajukan diterima atau ditolak. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
 dengan t tabel pada taraf signitifkan 5% (0,05). Dari perhitungan data  diperoleh nilai t hitung = 3,343 sedangkan t tabel = 2,015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 24. Dilihat dari hasil analisis bahwa nilai thitung ≥ ttabel atau - thitung ≤ - ttabel yaitu 3,343 ≥ 2,015 atau -3,343 ≤ -2,015 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berpengaruh terhadap terhadap prestasi belajar fisika materi pokok listrik dinamis pada siswa kelas X MA NW Korleko tahun pembelajaran 2013/2014.
B.  Pembahasan Hasil Analisis
Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran fisika, salah satunya pada materi Listrik Dinamis. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini sangat membantu peserta didik untuk lebih berprestasi lagi. Hal ini disebabkan karena di dalam pembelajaran siswa berperan aktif untuk mencari tahu apa yang diharapkan oleh pendidik dan peserta didik. Dengan dasar itu maka pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada konsep Listrik Dinamis memiliki pengaruh.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini, siswa bekerjasama dengan teman sebangku untuk menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Tahap awal yang dilakukan oleh siswa adalah Think yaitu tahap berpikir. Pada tahap ini siswa akan menjawab soal atau masalah yang diberikan oleh guru secara individu. Setelah masing-masing siswa menemukan jawaban mereka masing-masing, tahap selanjutnya adalah Pair yaitu berpasangan dengan teman sebangku untuk mendiskusikan masing-masing jawaban mereka. Dengan begitu siswa akan tambah paham dengan jawaban mereka, karena sebelumnya sudah dipikirkan terlebih dahulu. Setelah hasil jawaban mereka masing-masing didiskusikan dengan teman sebangku maka hasil diskusi ini selanjutnya di presentasikan di depan kelas untuk ditanggapi oleh semua teman kelas (Share). Model pembelajaran ini sangat efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa karena siswa lebih aktif belajar, baik secara individu maupun kelompok. Dengan belajar berkelompok maka akan menambah pemahaman siswa untuk lebih lama mengingat dan memahami pelajaran tersebut. Berbeda dengan model pembelajaran konvensional yang lebih cenderung gurunya lebih aktif sehingga siswanya kurang semangat dan kadang mengantuk pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) siswa lebih cepat memahami pelajaran karean cenderung lebih aktif dalam mencari jawaban atas permasalahan yang diberikan oleh guru. Peroses pencarian sendiri ini akan mempercepat dan memperkuat tingkat pemahaman siswa sehingga prestasi siswa dapat ditingkatkan dengan mudah.
Berdasarkan post test dan analisis data didapatkan nilai rata-rata pada kelompok eksperimen 69,17 dari skor maksimal 90 dan skor minimal 45 dan nilai rata-rata kelompok kontrol 59,21 dari skor maksimal 80 dan skor minimal 40. Sehingga dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share mempunyai pengaruh yang posistif terhadap hasil belajar siswa khususnya pada materi pokok Listrik Dinamis.
Dari hasil pengujian hipotesis, ternyata hipotesis alternatif (Ha) diterima. Pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan uji hipotesis dengan t-tes dua pihak dan dari perhitungan statistiknya diperoleh nilai thitung = 3,343 selanjutnya harga thitung tersebut dibandingkan dengan harga ttabel dengan taraf signifikan 5% diperoleh ttabel = 2,015  maka thitung ≥ ttabel atau - thitung ≤ - ttabel yaitu 3,343 ≥ 2,015 atau -3,343 ≤ -2,015. Maka hasil pengujian hipotesis adalah Ho ditolak dan Ha diterima.
Dari hasil pengujian tersebut ternyata ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berperngaruh terhadap prestasi belajar fisika materi pokok listrik dinamis pada siswa kelas X MA NW Korleko tahun pembelajaran 2013/2014. Karena nilai analaisis uji t menunjukkan angka posotif yaitu t hitung lebih besar dari t tabel maka model pembelajaran kooperatif tipe TPS berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.    Model pembelajaran kooperatif tipe TPS berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis kelas X MA NW Korleko tahun pembelajaran 2013/2014.
2.    Karena hasil nilai rata-rata prestasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih besar dari nilai rata-rata prestasi belajar dengan pembelajaran konvensional dan thitung >  ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS mempunyai pengaruh positif dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

B.  Saran
Penulis memberi beberapa saran sebagai berikut:
1.    Mengingat adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS maka hendaknya guru dapat mengajar dengan menggunakan model pembelajaran tersebut sehingga hasil belajar fisika yang diperoleh siswa akan meningkat.
2.    Dalam pembelajaran fisika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, sebaiknya guru menyiapkan LKS yang berisi langkah-langkah dengan pertanyaan detail untuk menggambarkan langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa.
3.    Dalam pembelajaran fisika, guru harus bisa menciptakan proses pembelajaran yang lebih menarik agar siswa tidak merasa bosan pada saat proses pembelajaran.
4. Siswa harus lebih aktif dalam proses pembelajaran agar siswa dapat mengembangkan konsep mereka sendiri sehingga pembelajaran akan menjadi lebih bermakna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.